JAKARTA (SALAM-ONLINE): Sejumlah “relawan” Teman Ahok yang membantu mengantarkan Basuki T Purnama alias Ahok untuk jadi calon gubernur DKI melalui jalur perseorangan, mengaku takut tersangkut perkara korupsi karena ramainya pemberitaan dugaan adanya aliran dana dari pengembang reklamasi kepada Teman Ahok yang mencapai Rp30 miliar
“KPK akan mengeluarkan sprindik (surat perintah penyelidikan). Makanya, kami berani begini,” ujar penanggung jawab (PJ) KTP Kelurahan Kamal, Jakarta Barat, Paulus Romindo di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/6) seperti dikutip Viva.co.id.
Bahkan, Paulus sudah berbicara dengan pihak KPK. Karena itu, dia takut akan ada konsekuensi hukum jika dana operasional yang dipakai Teman Ahok berasal dari pengembang reklamasi.
“Karena sudah bicara dengan KPK. Kami, takutnya dilibatkan dan diklaim dengan mereka (Teman Ahok). Saya takut, karena ada indikasi mereka melakukan,” katanya.
Apalagi, lanjut Paulus, selama ini mereka tidak mengetahui darimana sebenarnya uang berjumlah Rp500 ribu per minggu yang digunakan untuk membayar mereka karena mencapai target mengumpulkan KTP.
“Secara langsung tidak tahu (asal Rp.500 ribu upah mereka per minggu). Dari omongan antar penanggung jawab (PJ), sumbangan ada. Saya tahu dari yang lain yang pernah nanya dengan orang yang di pusat, di Pejaten bilang ‘bukan urusan lo (PJ) asal uang itu. Tidak ada transparansi,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, dalam rapat kerja Komisi III DPR bersama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 15 Juni 2016 lalu, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Junimart Girsang, mengungkapkan ada dugaan aliran dana Rp30 miliar dari pengembang proyek reklamasi ke Teman Ahok. Pernyataan Junimart ini, langsung ditanggapi pimpinan KPK, yang berjanji segera meneliti dugaan tersebut.
Sumber: Viva.co.id