Pejuang Oposisi Suriah Mulai Lancarkan Serangan Maut untuk Bebaskan Kota Aleppo
ALEPPO (SALAM-ONLINE): Pejuang Suriah mengumumkan pada Ahad (31/7) kemarin bahwa serangan maut besar-besaran untuk membebaskan blokade (pengepungan) Kota Aleppo dari pasukan teroris Basyar Asad telah dimulai, demikian kelompok oposisi gabungan Jaisyul Fath menjelaskan.
Seluruh faksi oposisi mulai menyerang titik-titik pasukan teroris Asad di dataran tinggi dan pinggiran kota.
Saat pertempuran dimulai, oposisi mampu mengendalikan banyak dataran tinggi strategis di selatan Aleppo. Kendaraan lapis baja yang dikendalikan batalion oposisi berhasil menewaskan banyak teroris Asad. Dua tank militer Asad di kawasan al-Rasyidin hancur setelah digempur dengan roket termal.
“Setelah teroris Asad memblokade Jalan al-Kastello, yang merupakan satu-satunya jalan untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan dan bantuan medis, Jaisyul Fath mulai memikirkan rencana alternatif …membebaskan pengepungan yang dilakukan pada saudara-saudara kita di Aleppo,” kata juru bicara Ahrar Syam Abu Yusuf al-Muhajir, salah satu faksi besar dalam kelompok Jaisyul Fatth, dalam sebuah pernyataan video seperti dilansir OrientNews, Ahad (31/7).
“Persiapan untuk rencana membebaskan Aleppo dimulai sekitar dua puluh hari yang lalu. Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan semua tahap persiapan. Hari ini, dengan bantuan Allah, kita akan mulai bekerja pada sumbu pertama,” tambah al-Muhajir.
Mengenai medan pertempuran, al-Muhajir menjelaskan, “Front pertempuran berjarak sekitar dua puluh kilometer, dimulai dari barikade al-Sabaileh dan berakhir di Sekolah al-Hikmah.”
Semua faksi dari dalam Jaisyul Fath akan berpartisipasi dalam pertempuran ini, ujar al-Muhajir.
Kelompok oposisi Jaisyul Fath yang terdiri dari belasan faksi di Aleppo telah merencanakan dan mempelajari dengan baik untuk membebaskan seluruh Kota Aleppo dari cengkraman rezim Asad. Oposisi mengerahkan semua kemampuan yang mereka miliki seperti senjata berat dan kerang roket, demikian menurut sumber-sumber lapangan. (s)
Sumber: OrientNews