JAKARTA (SALAM-ONLINE): Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Ustadz Bachtiar Nasir, Lc, MM menilai permintaan maaf yang disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Purnama (Ahok) tidak mencerminkan seperti seseorang yang benar-benar meminta maaf atas kesalahan yang sudah dilakukan.
“Soal permintaan maaf yang disampaikan Ahok ini masih klise bahasanya. Dari mimik wajahnya seperti tidak meminta maaf dan merasa bahwa dia tidak memiliki kesalahan. Ini masih ambigu (tidak jelas, bermakna ganda),” ujar Ustadz Bachtiar Nasir kepada salam-online saat ditemui usai konferensi pers di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Selasa (11/10).
MUI sendiri, terangnya, belum menganggap permintaan maaf Ahok itu tulus. Dalam arti, MUI belum melihat Ahok mengakui kesalahan atas pelecehan yang sudah dilakukannya terhadap Islam.
“MUI sampai sekarang belum menegaskan apakah menolak permintaan maaf atau menerima maaf Ahok, karena MUI sendiri pun menilai permintaan maafnya tidak tegas, ke mana permintaan maaf itu arahnya tidak jelas,” kata Ustadz Bachtiar.
Selain itu, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini mengapresiasi MUI Pusat atas pernyataan sikap terkait pelecehan yang dilakukan Ahok terhadap Al-Qur’an, Ulama dan umat Islam.
“Apa yang disampaikan oleh MUI dalam pernyataan sikapnya sangat tegas. ini bisa menjadi pegangan bagi umat, sudah masuk semua dari segala aspek, agama, pertahanan dan lainnya,” ungkap pimpinan AQL Islamic Center ini.
Seperti diberitakan, MUI pusat mengeluarkan pernyataan sikap pada Selasa (11/10) terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menyampaikan sambutan di hadapan warga kepulauan Seribu, 27 September 2016 lalu. (EZ/salam-online)