Penulis Buku ‘Ayat-ayat yang Disembelih’ Ungkap Adanya Upaya Masif Pemutarbalikan Fakta Soal PKI

bedah-buku-ttg-kekejaman-pki
Bedah buku tentang kekejaman PKI di Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. (Foto: AW)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Penulis buku Ayat-ayat yang Disembelih, Thowaf Zuharon, mengungkapkan bahwa ada propaganda masif yang berusaha memutarbalikkan fakta terkait dengan kekejaman yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Upaya tersebut, menurutnya, dilakukan dengan berbagai cara, termasuk membuat propaganda dusta yang menyatakan bahwa PKI adalah korban.

“Propaganda itu dilakukan dengan penyebaran buku-buku, film-film, dan seminar-seminar,” ujar Thowaf dalam peluncuran bukunya yang berlangsung di Indonesia International Book Fair (IIBF), Jakarta Convention Center, Senayan, Jumat (30/9) malam.

Bersama Anab Afifi, dalam buku yang ditulis dari hasil penelitian dan wawancara dengan para korban PKI itu, Thowaf memaparkan fakta-fakta kekejaman yang dilakukan oleh aktivis PKI terhadap para santri dan kiai. Dari hasil kesaksian para korban, terungkap PKI melakukan cara-cara sadis dan biadab dalam menghabisi musuh-musuh politiknya.

Karena itu, ia heran jika ada kelompok yang menuntut agar pemerintah meminta maaf kepada PKI dengan dalih pelanggaran HAM masa lalu dan rekonsiliasi. Tuntutan ini, menuruf Thowaf, sangat menyakiti perasaan para korban kebiadaban PKI, terutama kaum santri dan kiai.

Baca Juga

“Kenapa yang dijadikan jualan mereka selalu peristiwa tahun 1965? Kenapa tidak juga dilihat peristiwa pelanggaran HAM tahun 1948, atau sekalian peristiwa sejak Indonesia berdiri?” kata Thowaf mempertanyakan.

Menurut Thowaf, kelompok-kelompok yang menuntut pemerintah meminta maaf karena tuduhan pelanggaran HAM sejatinya sedang berusaha untuk menghidupkan kembali paham Komunisme.

“Pintu masuk yang menjadi jualan mereka, ya soal pelanggaran HAM itu,” ungkapnya. (AW/Salam-online)

Baca Juga