Ada 165 Korban Luka dalam Aksi Bela Islam, Direktur RS Budi Kemuliaan Siap Bersaksi

direktur-rs-budi-kemuliaan-kiri-baju-batik-saat-memberikan-keterangan-dalam-konpers-gnpf-mui-sabtu-511-foto-ez
Direktur RS Budi Kemuliaan (baju batik) saat memberikan keterangan korban luka dalam aksi damai bela Islam pada konpers GNPF-MUI, Sabtu (5/11). (Foto: EZ)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Damai Bela Islam, Munarman, membenarkan adanya penembakan yang dilakukan oleh pihak aparat kepolisian kepada para pendemo dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet pada unjuk rasa 4 November lalu.

“Kami punya bukti bahwa aparat tembak para pendemo aksi damai bela Islam dengan gas air mata dan peluru karet, di antaranya berwarna merah ekstra strong, itu bisa membuat kematian bagi yang menghirupnya. Ini cukup banyak ditembakkan ke pendemo aksi damai,” ungkap Munarman saat jumpa pers di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Sabtu (5/11).

Berdasarkan informasi dari Direktur Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Dokter Muhammad Badaruddin, ada 165 orang yang dirawat akibat terkena gas air mata dan peluru karet.

Baca Juga

“Saya siap bersaksi di hadapan para malaikat kalau ada banyak korban luka yang kami rawat di RS Budi Kemuliaan. Rata-rata akibat gas air mata dan terluka karena berdesakan. Kasihan kaum wanita dan orang yang sudah tua,” ucapnya.

Seperti diketahui aparat kepolisian menembakkan gas air mata sejak pukul 18.15 WIB. Tembakan gas air mata selanjutnya terjadi beruntun mulai pukul 19.30 hingga 20.15 WIB.

Akibat tembakan gas air mata tersebut, seperti diungkap Direktur RS Budi Kemuliaan, 165 orang terluka dan satu meninggal. (EZ/salam-online)

Baca Juga