Beda Agama Sebabkan Muslim Rohingya Alami Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan

konpers-seahom-2
Aliansi Lembaga Kemanusiaan ASEAN untuk Muslim Rohingya. (Foto: MNM)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pendiri Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan, Heru Susetyo mengatakan, setidaknya telah terjadi dua kejahatan atas Muslim Rohingya di Arakan, Myanmar, dalam beberapa dekade ini.

Dua kejahatan itu adalah genosida (pembantaian/pembersihan etnis) dan kejahatan terhadap kemanusiaan. “Kita bisa mengatakan secara gampang telah terjadi dua jenis kejahatan, genosida dan kejahatan kepada kemanusiaan,” ungkap Heru dalam Konferensi Pers ‘Aliansi Kemanusiaan Bersatu untuk Rohingya’ di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (23/11) siang.

Terjadinya genosida dan kejahatan kemanusiaan di Arakan terhadap etnis Muslim Rohingya, menurut Heru, bukan tanpa alasan. Kata dia, perbedaan suku dan agama etnis Rohingya yang notabene Muslim, dengan rakyat Myanmar yang mayoritas Budha, menjadi salah satu alasannya.

“Karena berbeda etnis, berbeda warna kulit, berbeda suku, hingga akhirnya berbeda agama. Karena itu  mereka (Muslim Rohingya) mengalami kezaliman,” kata Heru.

Baca Juga

Heru berpendapat, krisis kemanusiaan yang telah memakan 492 korban jiwa, mengakibatkan 30.000 orang  menjadi imigran, 440 orang ditahan, 120 orang hilang dan 1780 bangunan dibakar, menjadi tanggung jawab Pemerintah Myanmar.

“Kuncinya ada di tangan Myanmar. Myanmar-lah yang harusnya bertanggungjawab untuk menghentikan. Mereka jangan enak-enakan aja,” tegasnya.

Selain itu, Heru menjelaskan, pihaknya akan menekan ASEAN untuk segera mengambil langkah terkait krisis kemunusiaan yang dialami Muslim Rohingya tersebut.

“Kita juga akan menekan ASEAN. ASEAN ngapain aja. Memang ASEAN tidak ikut campur urusan rumah tangga negara masing-masing. Namun bukan berarti membiarkan rakyatnya sendiri dibunuhi,” tandasnya. (MN Malisy)

Baca Juga