Di Hadapan Massa Demonstran, Sambil Tersedu Muslim Rohingya Bertanya: “Dunia ke Mana?”

demo-di-kedubes-myanmar-di-jakarta-bela-muslim-rohingya
Massa umat Islam menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Myanmar di Jakarta, Jumat (25/11/16) untuk menuntut dihentikannya genosida dan pembantaian terhadap Muslim Rohingya di Arakan, Myanmar. (Foto: MNM)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Lima ratusan massa Umat Islam dari berbagai lembaga kemanusiaan dan elemen mahasiswa pada Jum’at (25/11/2016) siang, mendatangi Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Massa menuntut dihentikannya Genosida dan Pembantaian terhadap Muslim Rohingya di Arakan yang dilakukan oleh Militer Myanmar dan kelompok teror Budha setempat.

Dalam aksi di depan Kedubes Myanmar ini, hadir pula seorang korban dari Muslim Rohingya yang berhasil melarikan diri dari negaranya. Ia bergabung menyampaikan tuntutan sekaligus mengungkapkan penderitaan kaumnya.

Dalam orasinya, lelaki yang tidak menyebutkan namanya dan menggunakan penutup wajah itu, mengungkapkan terima kasih kepada umat Islam Indonesia yang selama ini mau peduli atas nasib saudaranya di Arakan, Myanmar.

Baca Juga

“Maka dari itu kami ucapkan terima kasih (kepada umat Islam Indonesia, red) atas perhatiannya kepada kami. Semua umat Islam bersaudara,” ungkapnya. Di hadapan massa dia mengaku, selama ini Muslim Rohingya telah mengalami berbagai kezaliman dan pembantaian, hingga akhirnya mereka merasa hilang arah.

Pria yang mengenakan kaos oblong berwarna putih itu pun mempertanyakan sikap dan tindakan masyarakat dunia atas kaumnya yang saat ini tengah tertindas. “Kami Umat Islam (Rohingya, red) hendak ke mana? Dunia ke mana? Dunia buta!” teriaknya sambil tersedu-sedu.

Aksi protes itu pun berlanjut dengan diterimanya tiga utusan umat Islam untuk beraudiensi dengan Duta Besar. Duta Besar Myanmar menyatakan pihaknya akan menyampaikan tuntutan umat Islam Indonesia kepada pemerintah Myanmar.

Selepas itu, aksi protes tumpah ke Kantor Perwakilan PBB di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan tuntutan yang sama. (MN Malisy)

Baca Juga