JAKARTA (SALAM-ONLINE): Jum’at 4 November 2016, akan kembali terukir sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa ini. Ratusan ribu atau bahkan mencapai jutaan jiwa rakyat akan tumpah ruah memadati ibu kota Negara, Jakarta, yang datang dari berbagai pelosok dan penjuru Negeri.
“Ada problematika besar pada Bangsa ini. Kecil sekali jika hanya untuk menjatuhkan kepemimpinan Ahok yang yang kerap menggusur rakyat dengan tidak manusiwi itu, serta telah menistakan agama, merobek persatuan dan kesatuan Bangsa yang sudah kita pupuk lama sejak Negeri ini berdiri. Kecil sekali, mubazir jika jutaan rakyat di seluruh penjuru tanah Air harus turun ke Jalan hanya untuk melawan Ahok,” kata Koordinator Komando Gerbong Pemuda dan Mahasiswa AKSI AKBAR 4 November 2016, Beni Pramula.
“Oleh karena itu momentum tanggal 4 November ini jangan kita sia-siakan. Mari Gotong Royong membenahi Negeri yang telah diporak-porandakan oleh kepentingan asing, mari bahu-membahu merebut segala yang telah mereka curi dan rampas dari Negeri ini, usir Nikolim,” serunya.
Mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini mengajak para Tokoh Politik, Pemuka Agama, Organisasi Masyarakat, Pemuda, Mahasiswa dan Rakyat agar bersatu menjadikan momentum 4 November ini untuk memperbaiki Bangsa.
“Rajutlah kebersamaan, hilangkan ego sektoral, perubahan adalah keniscayaan yang harus kita buat di tanggal 4 ini. Satukan segala elemen, tundukkan gengsi, saling berkomunikasi dan berkonsolidasilah satu sama lain,” ajaknya.
Kepada Mahasiswa dan Pemuda, Presiden Pemuda Asia Afrika ini mengajak untuk menyingsingkan lengan baju dan berada pada garda terdepan mengawal rakyat.
“Jangan biarkan orang tua kita, para ulama dan kiai kita yang angkat panji-panji bendera dan membentangkan sepanduk. Kita harus menjadi benteng, penegak panji, kita harus menjadi pendobrak di bagian depan. Untuk mengantisipasi jika situasi tak terkendali, kita yang harus berdarah-darah duluan jiwa dan raga menjadi benteng utama,” tegasnya.
Kepada Wakil Rakyat di Senayan, Beni meminta untuk menyegerakan sidang istimewa, memperjuangkan kehendak rakyat yang berunjuk rasa pada tanggal 4 ini.
“Tokoh masyarakat, Para pimpinan partai dan elit politik berembuklah, duduk bersama, kaji, dengar dan serap aspirasi dari semua kalangan, kumpulkan simpul-simpul massa, dengarkan para ulama dan perjuangkan kehendak rakyat,” pintanya.
Menurutnya, ada masalah dan hal mendasar yang harus ditemukan dan dirumuskan.
“Tidak hanya sekadar menumbangkan Ahok. Entah itu masalah sistem ketatanegaraan kita yang rusak, konstitusi kita yang perlu dibenahi, perundang-undangan kita yang perlu dikembalikan ke UUD 45 asli atau amandemen, atau sederet problematika lainnya yang harus dikaji bersama,” ungkapnya.
Beni menegaskan, rezim berganti atau kekuasaan tumbang tidak serta merta menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, terangnya, perubahan tanggal 4 ini harus dirumuskan bersama-sama, perlu duduk bersama-sama merumuskan dan melahirkan sebuah solusi.
“Jangan tunggu hingga amuk massa tak terkendali, jangan tunggu perpecahan, jangan tunggu people power berkehendak dengan caranya sendiri. Jangan dibeda-bedakan, jangan undang satu golongan saja, jangan undang satu dua ormas saja, jangan diskriminasi, undanglah semua perwakilannya, serap aspirasinya, lakukan, rumuskan dan jangan dipecah belah. TNI dan POLRI berpihaklah kepada Rakyat, berpihaklah pada suara kebenaran. Jangan digembosi, jangan ditembak atau dipukuli, tertibkan dengan santun, asuh dan kasih untuk keutuhan NKRI,” ujarnya mengingatkan.
Komando yang berada di bawah koordinasinya, kata Beni, adalah Aliansi Tarik Mandat (ATM) yang terdiri dari berbagai Organisasi Pemuda dan Mahasiswa tingkat Nasional, BEM Setanah Air (Badan Eksekutif Mahasiswa dari Berbagai kampus Se-Tanah Air ), Institute Soekarno-Hatta, Muslim Banten Bela Islam, Aliansi Masyarakat Banten Menggugat (AMBM), Satuan Jakarta Muda (SJM), Pemuda Pertahanan Nasional (PAPERNAS), Aliansi Mahasiswa, dan sebagainya.
“KAMI Menyatakan bergabung dengan para ulama, tokoh bangsa dan Masyarakat lainnya, membaur dan gotong royong untuk Agama, Nusa dan Bangsa,” jelasnya. (s)