Militer Burma Kembali Bantai Muslim Rohingya, IMM Desak Pemerintah RI Usir Dubes Myanmar

Bangladeshi activists participate in a protest rally against the recent killings of Muslims in Myanmar, after Friday prayers in Dhaka, Bangladesh, Friday, Nov. 18, 2016. Advocates for Myanmar's Muslim ethnic Rohingya community said Wednesday that more than 100 members of the minority group have been killed in recent government counterinsurgency sweeps in the western state of Rakhine. (AP Photo)
Aksi protes terhadap pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar, setelah shalat Jumat di Dhaka, Bangladesh, Jumat, 18 November 2016. Tim Advokat bagi Muslim Rohingya di Myanmar mengatakan lebih dari 100 Muslim dibunuh dalam operasi militer Myanmar di negara bagian barat Rakhine. Aksi keji ini jelas didukung dan dilakukan penguasa. (AP Photo)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pembantaian militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya di Rakhine dalam sepekan terakhir, mendapat protes dari berbagai kalangan, termasuk di Indonesia. Namun, meski kecaman terhadap aksi pembunuhan dan pembakaran itu menyeruak, penguasa Myanmar tetap bungkam atas kejadian tersebut.

Merespon tragedi ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), melalui Ketua Umum DPP IMM Taufan Putra Revolusi Korompot, mendesak pemerintah agar bertindak tegas dengan mengusir Duta Besar (Dubes) Myanmar untuk Indonesia, sebagai sikap keras atas pembiaran kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim Myanmar.

“Usir Duta Besar Myanmar dari Indonesia,” seru Taufan seperti dilansir Republika.co.id, Ahad (20/11).

Ia menegaskan sikap tegas Indonesia sebagai negara berpengaruh di ASEAN sangat penting sebagai bentuk penolakan pada kejahatan kemanusiaan. Kekerasan dalam bentuk apapun dengan motif apapun tak bisa dibenarkan.

Pembantaian militer Myanmar kepada etnis Muslim Rohingya, tegas Taufan, adalah kejahatan kemanusiaan. Tak ada satu pun dalil yang bisa membenarkan genosida tersebut.

Di sisi lain, respon Internasional juga sangat lambat dan lemah. Begitupun respon pemerintah RI. Berbeda dengan respon terhadap pengeboman di Prancis dan negara lainnya. Karenanya, ia berharap Pemerintah Indonesia bisa dengan tegas mengutuk keras pembantaian militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya.

“Mendesak Pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan apapun dengan Myanmar. Negara berdaulat tak berkompromi dengan siapapun yang melakukan kejahatan kemanusiaan,” ujarnya.

Jika tidak ada sikap tegas dari pemerintah Indonesia ini, ia mengatakan jutaan kader IMM di Indonesia yang akan memaksa Dubes Myanmar angkat kaki dari Indonesia.

Seperti diberitakan, Pemerintah Myanmar mengakui menewaskan 25 orang dan memberondong desa-desa kaum Muslim Rohingya dari helikopter tempur.

Baca Juga

Tentara Myanmar atau Burma mengaku mereka menembak mati setidaknya 25 orang di desa-desa Muslim Rohingya di kawasan Rakhine yang bergolak, Ahad (13/11). Namun, lembaga HAM, para aktivis kemanusiaan dan sejumlah advokat mengungkapkan, korban yang dibunuh lebih banyak dari itu. Tim advokat Bangladesh menyatakan lebih dari 100 Muslim Myanmar meregang nyawa.

Media pemerintah berdalih, pengerahan helikopter tempur dilakukan setelah dua tentara dan enam penyerang tewas dalam bentrokan dengan militer.

Beberapa laporan menyebutkan terbakarnya sejumlah desa di kawasan Rakhine.

tentara-memasuki-desa-desa-yang-dihuni-muslim-untuk-membantai-dan-membakar-rumah-rumah-mereka
Tentara Myanmar memasuki desa-desa yang dihuni Muslim di Rakhine untuk membantai dan membakar habis rumah-rumah mereka

Foto yang dirilis oleh Human Rights Watch menunjukkan desa-desa yang hangus. Menurut kelompok HAM itu, setidaknya 430 bangunan terbakar.

Foto-foto satelit itu diambil antara 22 Oktober dan 10 November, menyusul laporan terjadinya pertempuran dan mengungsinya warga sipil bulan lalu.

Para aktivis Rohingya mengatakan pemerintah berusaha secara sistematis untuk mengusir minoritas Muslim dari desa-desa mereka. (s)

Sumber: Repulika.co.id, BBC

Baca Juga