Gencatan Senjata Rapuh, Rezim Asad dan Oposisi Suriah Kembali Berunding
SALAM-ONLINE: Perwakilan rezim Basyar Asad dan delegasi oposisi Suriah akan bertemu pada Senin (23/1/2017) untuk memperkuat gencatan senjata yang saat ini boleh dibilang rapuh dan mengakhiri kebuntuan enam tahun berlangsungnya konflik berdarah di negara itu.
Pembicaraan damai akan diselenggarakan di ibu kota Kazakhstan, Astana. Delegasi AS dan Iran serta negara-negara penjamin, Turki dan Rusia, akan hadir dalam pertemuan ini.
Sekitar 50 perwakilan oposisi, termasuk penasihat dan negosiator, diharapkan mengambil tempat duduk mereka di meja perundingan.
Mohamed Alloush, dari Jaisyul Islam (Tentara Islam), adalah di antara tokoh yang akan mewakili oposisi dalam perundingan itu.
“Tujuan terbesar kami adalah untuk segera menghentikan pertumpahan darah,” kata Alloush dalam sebuah wawancara seperti dilansir Worldbulletin, Sabtu (21/1/2017).
Delegasi dari kelompok pejuang oposisi akan berangkat ke Astana, Sabtu ini.
Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari memimpin delegasi rezim, sementara delegasi Turki akan dipimpin oleh wakil dari Kementerian Luar Negeri, Sedat Onal. Badan Intelijen Nasional Turki dan Staf Pejabat Umum Negara itu juga akan hadir dalam perundingan.
Utusan Khusus Rusia di Suriah, Alexander Lavrentiev dan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov direncanakan hadir. Begitu pula Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. (s)
Sumber: Worldbulletin