Merespons Situasi, Ulama dan Pejuang Oposisi Bersatu Membentuk Dewan Pembebasan Suriah
IDLIB (SALAM-ONLINE): Setelah jatuhnya Aleppo ke genggaman rezim Basyar Asad yang didukung Rusia dan Iran, situasi di negara yang tengah dilanda konflik sejak 2011 itu kian tak menentu. Karena, meski gencatan senjata terus digulirkan, namun secara sepihak rezim Asad tak menghentikan serangannya ke wilayah pejuang Suriah dan warga sipil.
Merespons dan mengantisipasi situasi dan kondisi yang memprihatinkan tersebut, pada Sabtu (28/1/2016) malam, ba’da shalat Isya waktu Suriah, para ulama dan sejumlah faksi pejuang oposisi membentuk persatuan dan meleburkan diri melalui wadah baru bernama Dewan Pembebasan Suriah atau Haiah Tahrir Suriah/Syam (HTS).
“Kesatuan ini dibentuk sebagai respons atas kondisi Suriah yang semakin genting setelah jatuhnya Aleppo dan rayuan dari sejumlah negara agar revolusi di Suriah dihentikan melalui perundingan-perundingan yang sedang dirancang,” kata Utsman Huzaifa, seorang anggota faksi oposisi seperti dikutip media lokal.
Persatuan yang dipelopori sejumlah faksi, di antaranya Jaisy as-Sunnah, Jabhah Fath Syam (JFS), Jabhah Anshar ad-Dien, Liwa al-Haqq, Nuruddin Zanky, dan lainnya itu memilih mantan pemimpin Ahrar Syam, Syaikh Abu Jabir, sebagai Amir HTS.
Terpilih pula Ketua Majelis Ulama Suriah (Ikatan Ulama Syam), Syaikh Abdul Razaq Al Mahdi menjadi Mufti HTS dan Syaikh Abu Muhammad Jaulani (Amir JFS) sebagai Komandan Militer.
Sederet ulama lainnya seperti Syaikh Dr Abdullah Al Muhaysini bergabung ke dalam barisan Haiah Tahrir Syam ini.
“Ke depannya Haiah ini akan merangkul berbagai faksi utama lainnya, baik faksi anshar (lokal) seperti Ahrar Syam dan Jaisyul Islam maupun faksi muhajirin seperti Turkistan, Shishan, Uzbek dan lainnya secara menyeluruh,” harap Huzaifa. (s)