Meski Gencatan Senjata Masih Bergulir, Rusia Gempur Kota Idlib, 15 Warga Sipil Gugur

IDLIB (SALAM-ONLINE): Di tengah gencatan senjata terus digulirkan di Suriah, sekutu rezim Basyar Asad, Rusia, kembali melancarkan serangan mematikan yang menyebabkan belasan warga sipil gugur dan puluhan lainnya luka-luka.

Setidaknya 15 warga sipil gugur dalam serangan udara beruntun yang dilancarkan oleh pasukan militer Rusia ke wilayah yang dikuasai kelompok oposisi, di Kota Idlib, Suriah, Selasa (7/2) dini hari, relawan “White Helmet” melaporkan, sebagaimana dilansir Al Arabiya, Selasa (7/2/2017).

Sekitar delapan serangan diyakini dilancarkan oleh jet tempur Rusia hingga menewaskan puluhan orang dan lainnya luka-luka. Beberapa bangunan bertingkat yang runtuh rata dengan tanah akibat serangan di daerah permukiman kota barat laut, menurut White Helmet.

“Kami masih menarik mayat dari reruntuhan,” kata Issam al Idlibi, seorang relawan pertahanan sipil. Para korban adalah warga sipil. “Korban meninggal mungkin akan meningkat,” ujar Issam.

Dua orang saksi melaporkan kerusakan besar yang terjadi mengakibatkan banyak bangunan ambruk akibat serangan tersebut.

Dilaporkan, pesawat-pesawat tempur Rusia menyasar sejumlah kota dan desa-desa di provinsi itu sejak September 2015 untuk mendukung dan mempertahankan rezim Basyar Asad.

Baca Juga

Sejumlah aktivis dan warga mengatakan serangan dilakukan Rusia di provinsi Idlib, meskipun perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Turki-Rusia pada akhir Desember lalu masih terus berjalan.

Sementara tiga serangan bom vakum menggempur wilayah Jisr Shughur, pedesaan Idlib barat. Helikopter Rusia juga menjatuhkan bahan peledak di dalam Kota Idlib sejak awal Februari.

Dalam laporan berbeda, Kota Idlib pada Selasa dini hari waktu setempat, dihantam oleh serangan beruntun Rusia dan Amerika. Hampir 10 tembakan pesawat tempur menghantam beberapa titik yang berbeda.

“Ini untuk pertama kalinya Rusia dan Amerika beserta sekutu-sekutunya saling berkoordinasi dalam menyerang Kota Idlib,” kata seorang aktivis.

“Penduduk masih dilanda ketakutan dan diminta untuk menghindari pusat keramaian seperti pasar dan masjid,” lapornya. (EZ/salam-online)

Sumber: Al Arabiya

Baca Juga