Kekeringan, Separuh Warga Somalia Berjuang Melawan Kelaparan dan Penyakit
SALAM-ONLINE: Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak dunia internasional untuk meringankan krisis kelaparan yang memburuk di Somalia. Demikian diungkapkan Guterres selama kunjungan darurat ke negara tersebut, Selasa (7/3).
Dalam kunjungannya, Antonio Guterres mengatakan telah menyaksikan penderitaan warga Somalia, banyak dari mereka kekurangan gizi dan menderita penyakit kolera.
Dia mengatakan krisis kelaparan yang terjadi di Somalia membutuhkan respons besar. Setengah dari populasi di negara ini atau sekitar enam juta orang, membutuhkan bantuan.
“Setiap orang yang kita lihat adalah kisah pribadi penderitaan yang luar biasa. Tidak ada cara untuk menggambarkan hal itu,” kata Guterres setelah melihat pria, wanita dan anak-anak di bangsal kolera di Baidoa, 243km barat laut ibukota, Mogadishu, sebagaimana dilansir Aljazeera, Rabu (8/3).
Guterres menambahkan, kekeringan berkepanjangan Somalia telah menyebabkan kelaparan meluas. Kekurangan air bersih telah mengakibatkan kolera.
“Orang-orang sekarat. Dunia harus bertindak sekarang untuk menghentikan ini,” katanya melalui akun Twitter saat kedatangannya di Somalia.
Ia menggambarkan, pada bangsal kolera di Baidoa, orang dewasa dan anak-anak memiliki mata cekung dengan tulang rusuk yang menonjol.
“Karena diare kolera diinduksi, tenaga medis disemprot bangsal dengan klorin untuk disinfeksi daerah,” jelasnya.
Somalia yang mengumumkan korban meninggal pertama sejak mendeklarasikan bencana nasional pekan lalu, mengatakan 110 orang telah meninggal dalam waktu 48 jam di satu wilayah.
Akibat kemarau berkepanjangan, sumur-sumur warga sudah lama kering. Warga bahkan terpaksa minum dari genangan air keruh yang mengandung bakteri. Hasil panen di Somalia pun merosot drastis lebih dari 40 persen. (EZ/salam-online)
Sumber: Aljazeera