DENPASAR (SALAM-ONLINE): Kapolda Bali Inspektur Jenderal (Pol) Petrus Reinhard Golose pada Kamis (9/3) mengatakan, Raja Salman memperpanjang liburan di Bali hingga 12 Maret mendatang karena senang dengan pantainya.
Saking senangnya, Penjaga Dua Kota Suci itu juga menggelar santap malam di pinggir pantai, ungkap Irjen Petrus Reinhard Golose. Kisah aktivitas Raja Salman berlibur di Bali dilukiskan oleh Kapolda seperti film Hollywood berjudul ‘Eat, Pray and Love’.
“Kalau kita lihat film Eat, Pray and Love, kalau menurut saya semuanya ada di Bali ini. Makan di Bali, pray di Bali dan love di Bali. Mungkin tambah satu lagi, peace di Bali,” kata Petrus seperti dikutip Viva.co.id, Jumat (10/3).
Menurutnya, Raja sangat senang menikmati keindahan pantai Bali. Kendati begitu, Petrus memastikan bahwa Raja lebih banyak menghabiskan aktivitas di hotel.
“Raja amat sangat senang (berada di Bali). (Aktivitas) lebih banyak di hotel. Kemarin beliau makan di pinggir pantai di St Regis, karena memang ada vila yang di-booking. Di pinggir pantai beliau menikmati makanan,” kata dia.
Menurut Petrus, hal itu menandakan Raja Salman sangat menikmati liburannya di Pulau Dewata. “Bagi kami ini tanda jika beliau amat sangat menikmati masa liburannya di Bali. Kesan yang ke luar bahwa beliau amat sangat menikmati pantai Bali ini.”
Untuk memastikan keamanan Raja Salman dan rombongan di Bali, Komisi III DPR yang membidangi hukum, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Bali. Kunjungan kerja, adalah bagian dari tugas setiap komisi dan anggota dewan.
Kunjungan ini juga, bersamaan dengan kehadiran Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud, yang masih menikmati liburan hingga 12 Maret mendatang di pulau tersebut. Memantau keamanan Raja Salman, juga menjadi proyeksi komisi.
“Kita juga memastikan kinerja Polda Bali sebagai mitra Komisi III dalam mengamankan tamu negara,” ujar anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Al-Habsyi dalam siaran persnya, Jumat (10/3).
Tak hanya memastikan kinerja Polda Bali dalam mengamankan tamu negara, tugas komisi yang lain, juga dilakukan. Sebut misalnya, meninjau kesiapan Bali untuk mengantisipasi bahaya “terorisme” dan peredaran narkoba. Sebab, lantaran narkobalah Lapas Kerobokan sempat rusuh.
“Kita bahas pemberantasan narkoba di Pulau Bali. Kita melihat masih banyak narkoba yang masuk ke Bali, karenanya kita evaluasi bagaimana penangannya. Termasuk peredaran narkoba di lapas, seperti yang terjadi di lapas Kerobokan,” kata Aboe. (s)