Sebuah Studi Sebutkan Iran Berperan Sebagai ‘Perusak’ di Suriah, Irak dan 12 Negara Lainnya
SALAM-ONLINIE: Sebuah studi bersama dua organisasi non-pemerintah Eropa yang memiliki hubungan kuat dengan anggota parlemen Uni Eropa (UE), tokoh-tokoh benua itu serta para tokoh senior internasional lainnya menyebutkan Iran ikut campur tangan dalam urusan (konflik) Suriah dan Irak serta 12 negara mayoritas Muslim di Timur Tengah lainnya dan memainkan peran sebagai “perusak” di berbagai kawasan tersebut.
Studi yang dikeluarkan oleh Freedom Association Eropa Irak (EIFA) yang dipimpin oleh mantan MEP Konservatif Skotlandia Struan Stevenson dan Komite Internasional untuk Keadilan (ISJ), melukiskan gambaran mengerikan intervensi Iran di wilayah tersebut. Studi menyebut Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) terlibat langsung.
“Iran ikut campur dalam urusan negara-negara regional lainnya dan petinggi IRGC telah terlibat secara langsung,” kata laporan yang dikeluarkan LSM yang berbasis di Brussels itu seperti dilansir Middleeastmonitor, Rabu (8/3).
LSM tersebut menyebutkan, para petinggi IRGC langsung melibatkan militer dan aparatur negara Iran dalam operasi destabilisasi di Timur Tengah.
Laporan yang dirilis awal pekan ini, mengkritik IRGC telah melakukan sebuah “pendudukan tersembunyi” di empat negara, yakni Irak, Suriah, Yaman dan Lebanon.
“Di keempat negara, IRGC menghadirkan militer yang cukup besar secara langsung. Laporan rinci menambahkan bahwa kehadiran pasukan di Suriah sendiri pada musim panas 2016 adalah mencapai 70.000 pasukan rezim proksi Iran. Ini termasuk tidak hanya Iran, tetapi juga militan Syiah sektarian direkrut, dilatih, didanai dan dikendalikan oleh IRGC, berasal dari Irak, Afghanistan dan lebih jauh,” ungkapnya.
Laporan tersebut menyebutkan lokasi dari 14 kamp pelatihan IRGC di Iran di mana rekrutan yang dibagi sesuai dengan bangsa asalnya dan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka, apakah garis depan pertempuran atau kegiatan teroris internasional.
Studi Eropa tersebut mengungkapkan: “Setiap bulan, ratusan pasukan dari Irak, Suriah, Yaman, Afghanistan dan Lebanon negara di mana Iran terlibat dalam pertempuran garis depan, menerima pelatihan militer dan selanjutnya dikirim mengobarkan terorisme dan perang.”
Menurut para peneliti yang menyusun laporan ini, salah satu negara yang terkena dampak terburuk akibat campur tangan (intervensi) Iran adalah Irak. (EZ/salam-online)
Sumber: Middleeastmonitor