Penjajah ‘Israel’ Mau Rebut Kembali Wilayah Gaza, Netanyahu Bingung Bagaimana Setelah Itu…
SALAM-ONLINE: Perdana Menteri penjajah Zionis “Israel” Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya akan merebut kembali wilayah Gaza, namun dia bingung bagaimana setelah itu?
“Kita bisa mengatasinya kembali ke Jalur Gaza, tetapi siapa yang akan memulai sesudahnya?” tanya Netanyahu seperti dikutip kantor berita Anadolu, Rabu (19/4).
Dia menyatakan bahwa kebijakan “Israel” saat ini terletak di antara gagasan tentang “pencegahan dan pendudukan kembali”.
Ia mengungkapkan pemerintahan (jajahannya) berhasil “menghalangi” kelompok jihad Hamas dalam perang tahun 2014 lalu di Jalur Gaza.
“Israel Selatan sekarang mengalami masa paling damai selama Perang Timur Tengah sejak tahun 1967,” katanya.
Dia melanjutkan dengan menegaskan bahwa “Israel” telah menghancurkan sekitar 30 terowongan lintas batas selama konflik tersebut, namun pihaknya tidak dapat menetralisir terowongan tersebut sampai batas waktu yang tak ditentukan.
“Israel tidak dapat mencegah Hamas untuk menggali terowongan (di bawah perbatasan Israel-Gaza), tapi Israel bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi (bahaya yang ditimbulkan oleh) terowongan ini,” katanya.
“Kami tidak dapat menerima roket yang ditembakkan dari Gaza ke arah Israel,” tambahnya. Menurutnya, kerja sama yang erat telah terjalin dengan partai regional sejak perang Gaza.
Serangan militer penjajah “Israel” pada 2014 terhadap Jalur Gaza yang saat ini dikuasai Hamas setidaknya mengakibatkan sekitar 2.250 warga Palestina gugur dan ribuan lainnya terluka. Kebanyakan dari korban adalah warga sipil.
Sementara itu, serangan yang dilancarkan “Israel” juga menghancurkan sebagian besar infrastruktur di daerah tersebut.
Menurut perhitungan “Israel” sendiri, setidaknya 70 orang warganya, di antaranya 65 orang tentara dan 5 sipil, tewas selama konflik.
Terkait dengan penyelesaian politik dengan gerakan perlawanan Hamas, kata Netanyahu, gagasan itu tidak layak.
Di parlemen “Israel” Netanyahu menyatakan bahwa gagasan untuk mencoba mencapai akomodasi politik dengan Hamas adalah “salah arah”. (MNM/Salam-Online)
Sumber: Anadolu