Desak PBB Jatuhkan Sanksi, HRW: Rezim Suriah Gunakan Gas Perusak Saraf dalam Empat Serangan

SALAM-ONLINE: Lembaga hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), mengungkapkan bahwa rezim Suriah dengan sengaja menggunakan gas perusak saraf yang mematikan, setidaknya dalam empat serangan terhadap warga sipil.

“Serangan dengan menggunakan gas berbahaya dan perusak saraf itu merupakan kejahatan perang,” demikian pernyataan HRW seperti dilansir Aljazeera, Selasa (2/5).

HRW menegaskan, pasukan rezim Suriah telah menggunakan gas saraf yang mematikan dalam empat serangan senjata kimia sejak Desember tahun lalu, termasuk salah satunya di Khan Sheikhoun, Idlib, yang menelan korban jiwa hampir 100 orang pada 4 April 2017 lalu.

Melaporkan bukti baru, kelompok hak asasi manusia yang berbasis di AS itu menambahkan bahwa serangan tersebut “merupakan bagian dari pola yang jelas” sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Rumah sakit Idlib salah satunya yang telah kewalahan setelah digempur serangan gas berbahaya itu,” jelas pernyataan tersebut.

HRW mengungkapkan dalam sebuah laporan terbaru yang diterbitkan pada Senin (1/5) bahwa pasukan rezim Basyar Asad juga meningkatkan serangan gas Klorin. Rezim bahkan mulai menggunakan roket pemicu permukaan yang dipenuhi Klorin dalam pertempuran di dekat Damaskus.

“Penggunaan gas perusak saraf oleh rezim Asad adalah eskalasi yang mematikan,” kata Direktur Eksekutif HRW, Kenneth Roth.

“Dalam enam bulan terakhir, rezim Suriah telah menggunakan pesawat tempur, helikopter dan pasukan darat untuk mengirimkan Klorin dan Sarin di Damaskus, Hama, Idlib dan Aleppo. Itu penggunaan senjata kimia yang meluasdan sistematis,” paparnya.

Baca Juga

HRW mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi terhadap siapapun yang diselidiki oleh PBB bertanggung jawab atas serangan tersebut.

HRW juga mengatakan pihaknya mewawancarai 60 saksi, mengumpulkan foto dan video yang memberikan informasi mengenai empat dugaan serangan kimia dengan laporan berjudul ‘Death by Chemicals’.

Keempat serangan tersebut terjadi di daerah-daerah yang dikuasai pejuang oposisi, kata laporan itu. Tujuan serangan-serangan itu adalah untuk menimbulkan “penderitaan berat” terhadap penduduk sipil.

Di Khan Sheikhoun, Idlib, warga mengungkapkan bom pertama yang diyakini sebagai Sarin mematikan itu diturunkan di dekat toko roti, pusat kota tersebut. Kemudian diikuti oleh tiga atau empat bom berpeledak tinggi beberapa menit kemudian.

Puluhan foto dan video yang berhasil direkam oleh penduduk nampak sebuah kawah dari bom pertama, menunjukkan fragmen logam berwarna hijau yang menurut HRW kemungkinan adalah bom Khuf-250 buatan Soviet.

Sedikitnya 92 orang, termasuk 30 anak-anak, meninggal dalam serangan maut di Khan Sheikhoun, kata HRW, mengutip aktivis dan penduduk setempat. Ratusan lainnya terluka. (EZ/Salam-Online)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga