JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Taufan Putrev Korompot menilai aksi kekerasan dan penangkapan terhadap sejumlah aktivis mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang dipertontonkan oleh aparat kepolisian telah mencederai demokrasi di Indonesia.
“Kami tidak menginginkan aparat menjadi musuh kami, musuh kami adalah ketidakadilan, kesenjangan, korupsi dan kemiskinan,” tutur Taufan kepada Salam-Online, di Resto Handayani, Matraman, Jakarta, Jum’at (26/5).
Ia menjelaskan, unjuk rasa KAMMI yang digelar di depan istana pada Rabu (24/5), bertujuan untuk menuntut penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia.
Selain itu, demo digelar mendesak agar dituntaskannya berbagai kasus korupsi yang selama ini jalan di tempat. Sebut misalnya kasus mega skandal BLBI, Bailout Bank Century dan kasus korupsi pengadaan E-KTP.
“Dan itu yang selalu kami kawal. Kami lakukan ini untuk mengurangi tugas aparat kepolisian. Contohnya kasus BLBI, ditambah kasus e-KTP. Nah ini yang kami perjuangkan untuk negara ini. Kami kira apa kami lakukan meringankan beban, sehingga ketika kami dilakukan secara represif itu sangat disayangkan,” tegas Taufan.
Seperti diberitakan, ratusan aktivis KAMMI berunjuk rasa di depan istana, Rabu (24/5) untuk menuntut ditegakkannya keadilan terhadap beberapa kasus korupsi seperti mega skandal BLBI, Bailout Bank Century dan pengadaan KTP elektronik.
Dalam aksi damai yang jauh dari anarkis itu, aparat melakukan tindakan kekerasan terhadap massa yang tengah duduk dengan memukuli dan menendang mereka. Bahkan tujuh peserta aksi, termasuk Ketua Umum KAMMI, Kartika Nur Rakhman, ditahan di Polres Jakarta Pusat.
Sementara lima lainnya dilarikan ke beberapa rumah sakit untuk dirawat dan divisum karena mengalami luka-luka akibat tindakan kekerasan tersebut. (EZ/Salam-Online)