Tanpa Tempat Berlindung, Bayi Pengungsi Suriah Lahir & Terdampar di Padang Pasir Aljazair-Maroko

SALAM-ONLINE: Zouzfana, seorang bayi perempuan Suriah, lahir pada Ahad (23/4/2017) malam pekan lalu di perbatasan Aljazair-Maroko, dekat Gunung Tagla di tengah kondisi cuaca yang buruk dan suhu tinggi mendekati 40 derajat Celsius.

Sang ibu melahirkan setelah dia dibawa ke daerah perbatasan Aljazair. Zouzfana diselamatkan saat badai pasir melanda, tanpa tempat berlindung, dengan bantuan pengungsi lain yang menyampaikan instruksi melalui telepon dari para aktivis kemanusiaan di kota Figuig, Maroko timur.

Mereka terjebak di sana dengan 54 pengungsi lainnya dari provinsi Idlib, Suriah. Kelompok pengungsi ini mayoritas adalah anak-anak dan orang tua yang terdampar di antara lembah Oued Zouzfana dan Azaghdis di dekat perbatasan Aljazair-Maroko.

Kedatangan orang-orang Suriah ke daerah tersebut menyebabkan krisis diplomatik antara negara tetangga Aljazair dan Maroko. Kedua negara ini telah menunjukkan keengganan untuk membantu pengungsi Suriah yang terdampar.

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada mereka. Sementara mereka tetap berada di sana tanpa tempat tinggal, makanan dan kebutuhan dasar yang memadai, meskipun sempat ada bantuan dari penduduk setempat.

Mengetuk pintu

Pada Sabtu (29/4) dini hari, pengungsi Suriah tiba di Figuig. Penduduk setempat terkejut dan penasaran, kemudian mengidentifikasi pendatang baru tersebut dari aksen dan penampilan mereka yang lelah, demikian keterangan Omar Figuigi, warga setempat, di dekat pegunungan Atlas.

Mereka mengetuk pintu rumah-rumah warga, meminta bantuan dan tempat tinggal. “Kami tidak membutuhkan makanan dan minuman, kami harus hidup bermartabat, negara kami telah dihancurkan oleh Basyar Asad,” kata salah seorang pengungsi wanita.

Penduduk setempat seperti aktivis Hassan Benamara dengan cepat menyediakan makanan, minuman dan obat-obatan untuk para pengungsi, namun kemudian dibawa oleh petugas Maroko ke sebuah kamp darurat di dekat perbatasan, di mana mereka dikepung oleh penjaga perbatasan Aljazair dan Maroko.

Kini, para pengungsi mengandalkan bantuan pangan yang diterima dari penduduk setempat. Namun bantuan tersebut harus dilakukan secara diam-diam karena daerah yang mereka masuki adalah zona militer, menurut Benamara.

“Para pengungsi berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Mereka tidak memiliki tenda dan selimut, di daerah yang banyak nyamuk dan ular. Itu belum lagi suhu dengan panas yang tinggi dan badai pasir yang sering melanda,” ungkap Benamara kepada The New Arab.

Baca Juga

Awal pekan ini, Rabat (Maroko) dan Aljir (Aljazair) masing-masing mengeluarkan tuduhan bahwa para pengungsi dipaksa melakukan upaya penyeberangan.

Pada Jumat lalu, Maroko menuduh Aljazair mengusir pengungsi Suriah untuk melintasi perbatasan dekat kota padang pasir Figuig. Menurut pemerintah Maroko, ini menunjukkan usaha yang disengaja oleh Aljazair untuk mempermalukan Rabat.

Pemerintah Aljazair kemudian menanggapi dengan menyangkal pengungsi tersebut berasal dari Aljazair. Namun yang pasti, kedua negara tidak mau menerima pengungsi Suriah.

Sejak perselisihan perbatasan ‘Pasukan Perang’ pada 1960-an, Rabat dan Aljir telah mengalami hubungan menegangkan, terutama di Sahara Barat, sebuah bekas koloni Spanyol yang disengketakan.

Maroko mencaplok wilayah tersebut pada 1975, namun Aljazair memberikan dukungan dan menjadi tuan rumah kelompok separatis Polisario yang mendapat penghinaan oleh Rabat.

Dr Abderrahim Esslimi, seorang analis politik Maroko yang diwawancarai oleh The New Arab, menuduh Aljazair mencoba dengan sengaja “membanjiri” Maroko dengan pengungsi Afrika dan Suriah untuk menciptakan ketegangan dan membuat ketidakstabilan tetangga timurnya itu.

Namun Saida Benhabiles, mantan menteri solidaritas nasional dan Presiden Bulan Sabit Merah Aljazair mengatakan kepada The New Arab bahwa kelompok pengungsi terdampar di Maroko, bukan di wilayah perbatasan.

“Kami menyesali dan mengutuk keras eksploitasi tragedi kemanusiaan ini untuk tujuan politik,” ujar Saida Benhabiles dengan nada marah. (EZ/Salam-Online)

Sumber: alaraby.co.uk

Baca Juga