Presidium Alumni 212 Minta Komnas HAM Keluarkan Rekomendasi Terkait Penangkapan Ulama & Aktivis

Presidium Alumni 212 menyambangi Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017), untuk meminta ketegasan lembaga tersebut dalam soal kriminalisasi dan penangkapan terhadap para ulama, tokoh dan aktivis Islam. (Foto: EZ/Salam-Online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Presidium Alumni 212 kembali menyambangi Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (16/6) siang.

Kedatangan Presidium Alumni 212 ke kantor Komnas HAM yang kedelapan kalinya ini dilakukan untuk menuntut ketegasan lembaga tersebut berkaitan dengan tuntutan rekomendasi dihentikannya kriminalisasi terhadap para ulama dan aktivis Islam yang dituduh mau makar oleh pemerintahan Joko Widodo.

“Ini Jumat terakhir kita di Ramadhan datang ke Komnas HAM, jadi kami rasa kami harus dapat kesimpulan akhir hari ini. Jangan sampai tiap minggu sudah melakukan mediasi, tapi hasilnya tidak juga kelihatan,” ujar Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo kepada awak media di Kantor Komnas HAM usai melakukan mediasi, Jum’at (16/6).

Mediasi tersebut, kata Sambo, dilakukan untuk meminta keterangan Komnas HAM yang sudah berdialog dengan pihak Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) dan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu.

“Komnas HAM sudah melakukan mediasi kepada pihak pemerintah, sudah diterima Menkopolhukam, yang kita minta apa hasil pertemuan tersebut,” terang Sambo.

Sambo menuturkan, pihaknya juga meminta Komnas HAM segera mengeluarkan rekomendasi terhadap penangkapan 22 ulama dan aktivis.

Baca Juga

“Kasus ini harus dibawa ke Mahkamah HAM Internasional jika upaya hukum dan politik dalam negeri menemui jalan buntu. Saya pribadi kecewa terhadap pemerintah sebab permintaan dialog melalui Komnas HAM tidak dipenuhi,” sesalnya.

Sambo mengharapkan adanya dialog dengan pemerintah agar pemerintah mengetahui suara rakyat dan dapat mengambil langkah yang bijaksana.

“Kalau kita inginnya dialog supaya pemerintah mengerti suara rakyat, tapi permintaan dialog ternyata tidak ditanggapi positif, malah yang diutus sebatas sekretaris menteri dan jajaran orang nomor tiga di kementerian. Ini kan namanya pelecehan,” ungkap Sambo.

Diketahui, Alumni 212 diterima langsung oleh tiga Komisioner Komnas HAM, yakni Maneger Nasution, Siane Indriani dan Ansori Sinungan.

Dalam kesempatan itu, para Alumni Aksi 212 juga menyerahkan 15.000 tanda tangan sebagai bukti keberhasilan mengumpulkan petisi dukungan di seluruh Indonesia terhadap Komnas HAM untuk mengungkap dugaan kriminalisasi terhadap sejumlah tokoh, Ulama dan aktivis Islam. (EZ/Salam-Online)

Baca Juga