Brookings AS Sebut Investasi Senjata AS-Saudi Sebagai ‘Berita Palsu’
SALAM-ONLINE: Sebuah kesepakatan senjata senilai U$110 miliar antara Arab Saudi dan AS yang disebut-sebut sebagai kesepakatan senjata tunggal terbesar dalam sejarah Amerika, adalah “berita palsu”, demikian diungkapkan salah satu lembaga think tank AS, seperti dilansir MiddleEastMonitor, Kamis (8/6).
Pakar industri pertahanan mengonfirmasi kepada para ahli di dalam Institusi Brookings bahwa tidak ada kesepakatan semacam itu.
“Ada banyak surat minat atau niat, tapi bukan kontrak,” kata Bruce Riedel, anggota senior di institut tersebut. “Banyak yang menawarkan bahwa industri pertahanan menganggap Saudi akan tertarik pada suatu hari nanti.”
Satu-satunya penjualan yang diharapkan dalam waktu dekat adalah kesepakatan U$1 miliar dalam amunisi yang dimaksudkan untuk memasok kembali perang Riyadh di Yaman.
Riedel mengatakan bahwa tidak ada potensi penjualan yang baru, dan semuanya diprakarsai oleh pemerintahan Obama. Presiden Barack Obama menjual kepada kerajaan tersebut senilai U$112 miliar dalam bentuk senjata selama delapan tahun. Nilai ini sebagian besar merupakan kesepakatan tunggal dan besar pada 2012 yang kemudian dinegosiasikan oleh Menteri Pertahanan Bob Gates.
“Selain itu, tidak mungkin Saudi bisa membayar kesepakatan senilai U$110 miliar lagi, karena harga minyak yang rendah dan perang dua tahun di Yaman,” terang Reidel.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan dalam akun Twitternya bahwa kesepakatan pertahanan antara Saudi-AS adalah “Kesepakatan senjata tunggal terbesar dalam sejarah AS”. Ia menyebut kesepakatan lainnya sebesar U$250 miliar untuk investasi komersial.
Kesepakatan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran “Israel”. Times of Israel melaporkan, Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman, merasa tidak nyaman atas kesepakatan tersebut, yang dia lihat sebagai bagian dari perlombaan senjata regional yang gila. (Nizar Malisy/Salam-Online)
Sumber: MiddleEastMonitor