Kembangkan Rudal Jarak Jauh & Senjata Kimia, Diam-diam Asad Kunjungi Pusat Penelitian Iran

Situs Iran di Wadi Jehanam (Zaman al-Wasl)

SALAM-ONLINE: Diam-diam Presiden Suriah Basyar al-Asad melakukan kunjungan ke sebuah Pusat Penelitian yang mengembangkan rudal jarak jauh dan senjata kimia yang dijalankan oleh Teheran.

Kunjungan rahasia yang dilakukan selama liburan Idul Fitri itu bertujuan untuk mengembangkan rudal jarak jauh dan senjata kimia. Pusat Penelitian itu sendiri berlokasi di dekat pesisir provinsi Tartus, kata sebuah sumber, sebagaimana dilansir Zaman Al Wasl, Rabu (28/6).

Langkah tersebut dilakukan di tengah sinyalemen Gedung Putih pada Selasa (27/6) yang menyatakan bahwa rezim Asad tengah mempersiapkan serangan kimia baru di Suriah timur dan selatan.

Pusat Penelitian Rahasia yang berusia satu tahun ini dibangun oleh Iran di Wadi Jehanam, yang juga dikenal sebagai Lembah Neraka, lembah gelap yang memisahkan antara provinsi Hama dan Tartus—dua provinsi di Suriah.

Pusat Penelitian ini bekerja untuk mengembangkan rudal jarak jauh dan akan diresmikan pada akhir tahun.

Sebelumnya, Menteri Rekonsiliasi Nasional Rezim Asad, Ali Haidar, menolak tuduhan Gedung Putih bahwa mereka mungkin sedang mempersiapkan serangan kimia baru. Rezim Asad bersikeras menolak bahwa mereka tidak pernah menggunakan senjata kimia.

Baca Juga

“Pernyataan Gedung Putih tersebut menandakan sebuah ‘pertempuran diplomatik’ yang akan dilakukan terhadap Suriah di aula PBB,” ujar Haidar kepada The Associated Press.

Gedung Putih mengeluarkan sebuah peringatan keras kepada rezim Asad pada Senin (26/6) malam, dengan mengatakan pihaknya memiliki bukti “potensial” bahwa Suriah sedang mempersiapkan serangan senjata kimia lainnya.

Sebuah sumber non-pemerintah yang memiliki hubungan dekat dengan Gedung Putih mengatakan, pemerintah AS telah menerima informasi intelijen bahwa rezim Suriah mencampur bahan kimia prekursor untuk kemungkinan melancarkan serangan gas sarin di bagian timur negara tersebut.

Asad membantah bertanggungjawab atas serangan kimia pada 4 April 2017 lalu di provinsi Idlib. Serangan kimia di provinsi di bawah kendali oposisi itu membunuh hampir 100 warga sipil. Beberapa hari kemudian, Presiden Donald Trump meluncurkan rudal jelajah balasan ke pangkalan udara yang dikendalikan oleh rezim Asad. (S)

Sumber: Zaman al Wasl

Baca Juga