Mossad ‘Israel’ Siapkan Dana untuk Pengembangan Teknik Intelijen Baru

SALAM-ONLINE: Badan intelijen Mossad “Israel” telah menyiapkan dana investasi untuk membantu pengembangan pengetahuan intelijen dan menawarkan hibah hingga 2 juta shekel (sekitar U$570.000) per-proyek demi mewujudkan gagasan baru tersebut.

Otoritas penjajah itu pada Selasa (27/6) mengatakan Mossad sedang mencari teknologi di berbagai bidang, termasuk robotika, miniaturisasi dan enkripsi serta metode otomatis baru untuk mengumpulkan informasi dari dokumen dan cara baru dalam melakukan operasi secara lebih rahasia, lansir Reuters, Rabu (28/6).

Sebuah pernyataan untu dana baru tersebut, yang disebut Libertad, mengatakan bahwa pihaknya bersedia memberikan hibah hingga 2 juta shekel per-proyek dengan imbalan hak eksklusif atas teknologi tersebut.

Dia mengatakan pengembang akan mempertahankan hak atas produk mereka dan dapat menjualnya.

“Mossad ingin mendorong inovasi dan penciptaan teknologi inovatif … Teknologi yang dikembangkan akan dilaksanakan oleh kami, dalam kerja sama di antara bebagai pihak,” Libertad menjelaskan dalam sebuah dokumen.

Perdana Menteri penjajah itu, Benjamin Netanyahu, melansir sebuah klip video pendek di Twitter yang menunjukkan teknologi futuristic. Ia menulis: “Mossad akan terus menjadi canggih, berani dan inovatif dalam tugas terpenting untuk memastikan keamanan Israel.”

Baca Juga

Usaha Mossad bukanlah hal baru. Pada 1999, Badan Intelijen Pusat AS mendirikan IQT, dana investasi nirlaba yang ditujukan untuk mempercepat pengembangan dan pengiriman teknologi baru ke badan intelijen pemerintah AS.

Menurut Pusat Penelitian Modal Ventura “Israel”, penjahan tanah Palestina itu memiliki lebih dari 450 perusahaan keamanan cyber. Pada 2016, 78 perusahaan start up mengumpulkan lebih dari U$660 juta dari investor.

Industri pertahanan yang maju, dipimpin oleh Elbit, Israel Aerospace Industries, Israel Military Industries dan Rafael, menyumbang sekitar 14 persen dari ekspor penjajah tersebut. (Nizar Malisy/Salam-Online)

Sumber: Reuters

Baca Juga