Said Aqil: “Keimanan Belum Sempurna Kalau tak Ada Nasionalisme”

Said Aqil Siradj

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, menganggap bahwa iman umat Islam belum sempurna jika tidak memiliki semangat nasionalisme. Meskipun seorang Muslim tersebut sudah melaksanakan ibadah-ibadah besar.

“Keimanan kita orang Islam belum sempurna kalau belum ada semangat nasionalisme. Walaupun sudah shalat, haji, umroh dan seterusnya. Belum sempurna menjadi seorang Mukmin,” kata Said Aqil saat mengisi acara peluncuran buku “Miqat Kebhinnekaan” di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jum’at (9/6).

Said Aqil juga menganggap bahwa ulama di timur tengah tidak ada yang mengajarkan kecintaan terhadap “Nation State”, nasionalisme, menurut dia hanya diajarkan oleh ulama-ulama di Nusantara. Dan itu, menurutnya, menjadi sebuah keistimewaan.

“(Di Timur Tengah) tidak ada ulama yang mengatakan hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman, red),” papar dia. Said tak menyinggung bahwa para ulama Timur Tengah menegaskan hadits “cinta tanah air sebagian dari iman” merupakan hadits palsu dan tidak ada asalnya.

Baca Juga

Maka dari itu, setelah mengutarakan pendapatnya itu, Said Aqil pun menantang siapa saja untuk membantahnya terkait pandangannya terhadap nasionalisme.

“Silakan bantah kalau ada yang mau bantah dari ormas lain,” tantangnya.

Seperti diketahui, negara kebangsaan atau “Nation State” sendiri tidak pernah dikenal sebelumnya dalam literatur dan sejarah politik Islam. Negara kebangsaan muncul setelah Khilafah Utsmaniyah, sebagai khilafah terakhir umat Islam runtuh pada 1924 M paska Perang Dunia I (1914-1918).

Sejarah “Nation State” juga tidak bisa dilepaskan dari kolonialisme negara-negara Eropa ke belahan dunia. Barat dianggap bertanggungjawab dalam menyebarkan konsep politik yang disebut dengan “negara modern” tersebut. (MNM/Salam-Online)

Baca Juga