Kasus Film KAAL, DPR: Banyak Pihak Kampanye Keberagaman, tapi Justru Tunjukkan Sikap Intoleran

Mahfudz Siddiq

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Anggota DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, sekarang ini banyak pihak melakukan kampanye bertema persatuan dan toleransi dalam keberagaman, akan tetapi tanpa sadar justru mereka sedang menunjukkan sikap anti persatuan, anti toleransi dan anti keberagaman (intoleran).

“Dan terbaca jelas pikiran dasar mereka yang menstigma ‘umat Islam’ sebagai pihak yang harus belajar ulang tentang hal itu. Ini kesalahan besar,” kata Mahfudz kepada Salam-Online, Ahad (2/7).

Dalam kasus video/film pendek ‘Kau Adalah Aku yang Lain’ (KAAL) yang dirilis oleh Divisi Humas Polri, menurut politisi PKS ini, sudah mengarah kepada tindakan pelecehan dan penghinaan kepada pihak lain.

“Alih-alih melakukan kampanye tentang persatuan dan toleransi, yang ada adalah kesalahan pikir dan tindakan yang berpotensi melanggar hukum. Kasus video pendek itu bisa digugat secara hukum dengan delik aduan,” tegas Mahfudz.

Pihak Polri, menurut Mahfudz, meski bukan yang terkait langsung, juga harus hati-hati dan selektif dalam mempublikasikan video pendek tersebut.

“Saya melihat ada opini di kalangan masyarakat Muslim yang cenderung negatif terhadap polisi. Jadi jangan diperparah dengan kasus video ini,” tandasnya.

Seperti diketahui, dalam video tersebut digambarkan ada oknum umat Islam yang tidak mau membuka jalan yang ditutup karena pengajian, ketika ada ambulans mau lewat mengangkut pasien kritis beragama Kristen.

Polisi yang kebagian adegan mengamankan acara (pengajian) itu terlibat perdebatan dengan seorang warga yang bersikeras menolak memberi jalan terhadap mobil ambulans tersebut.

Baca Juga

“Tolonglah, Pak, ini demi kemanusiaan,” kata polisi. “Kemanusiaan itu kan kalau agamanya sama. Lha, ini kan beda,” tukas bapak tua berjenggot dalam film pendek itu.

“Tidak boleh mengganggu pengajian. Kafir!” serunya.

Tak pelak, video film pendek yang berdurasi 7 menit 41 detik itu dinilai warganet berisi pesan tendensius yang menyudutkan Umat Islam.

Ini terkait adegan penolakan terhadap ambulans yang melintasi area pengajian oleh seorang warga Muslim yang diperankan tokoh ‘Si Mbah’ seperti cuplikan tersebut di atas.

Digambarkan, ketika ada ambulans yang mau lewat mengangkut pasien yang beragama Kristen, ada oknum umat Islam yang tidak mau membuka jalan yang ditutup karena pengajian.

Meski sebatas film, adegan tersebut dinilai banyak kalangan bisa merepresentasikan peristiwa yang sebenarnya. Padahal, tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya. Dengan kata lain, adegan tersebut tidak pernah ada dalam kehidupan nyata alias tidak sesuai dengan fakta.

Sutradara film itu sendiri, Anto Galon, telah meminta maaf, dan pihak polisi pun sudah menghapus video tersebut dari akun Divisi Humas Polri setelah protes terus mengalir. (EZ/Salam-Online).

Baca Juga