Menlu Al-Thani: Ultimatum Saudi Cs bukan untuk Tangani ‘Terorisme’, tapi Batasi Kedaulatan Qatar

Menlu Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani

ROMA (SALAM-ONLINE): Qatar menolak tuntutan yang dibuat oleh Arab Saudi dan sekutunya, dengan mengatakan bahwa ‘dunia tidak diatur oleh ultimatum’.

“Ultimatum mereka (empat negara Arab, red), bukan untuk menangani terorisme melainkan bertujuan untuk membatasi kedaulatan Qatar,” tegas Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani kepada wartawan di Roma, Sabtu (1/7) seperti dilansir Aljazeera, Ahad (2/7).

“Kami percaya bahwa dunia tidak diatur oleh ultimatum, kami percaya bahwa dunia diatur oleh hukum internasional, peraturan ini diatur oleh sebuah perintah yang tidak memungkinkan negara-negara besar menggertak negara-negara kecil,” tandasnya.

“Semua orang sadar bahwa tuntutan ini dimaksudkan untuk melanggar kedaulatan negara Qatar, menutup kebebasan berbicara dan memberlakukan mekanisme audit dan percobaan masa depan untuk Qatar,” katanya.

Sheikh Mohammed Al-Thani mengatakan Doha tidak akan memenuhi 13 tuntutan yang dibuat oleh Arab Saudi dan sekutu-sekutunya, yang menawarkan “sebuah kondisi yang tepat untuk sebuah dialog” untuk menyelesaikan krisis Teluk.

Sheikh Mohammed Al-Thani, yang berbicara dalam konferensi pers di ibu kota Italia, Roma, Sabtu (1/7/2017), mengatakan bahwa daftar tuntutan tersebut “dimaksudkan untuk ditolak”.

“Tuntutan-tuntutan yang dibuat empat negara Arab, Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir terhadap Qatar didesain untuk ditolak,” kata Sheikh Mohammed Al-Thani.

Namun Sheikh Mohammed Al-Thani mengatakan Doha masih siap untuk duduk di meja perundingan dan membahas tuntutan-tuntutan dari negara-negara Arab tetangganya itu dengan syarat-syarat yang layak.

Sheikh Mohammed berbicara kurang dari 48 jam sebelum batas waktu tuntutan yang ditetapkan oleh Arab Saudi, UAE, Bahrain dan Mesir bagi Doha untuk menerima 13 tuntutan.

Tuntutan-tuntutan itu bertujuan untuk mengakhiri pertikaian yang memuncak bulan lalu atas tudingan-tudingan bahwa Qatar mendukung terorisme, tuduhan yang dibantah oleh negara kecil kaya itu.
Baca Juga

“Daftar tuntutan ini dibuat untuk ditolak. Bukan dimaksudkan untuk diterima atau untuk dirundingkan,” kata Sheik Mohammed Al-Thani.

Tuntutan-tuntutan tersebut mencakup pemutusan hubungan dengan kelompok-kelompok “teroris”, penutupan saluran televisi satelit Aljazeera, mengurangi tingkat hubungan dengan Iran dan penutupan pangkalan udara Turki di Qatar.

Empat negara Arab itu menegaskan bahwa tuntutan-tuntutan itu tidak dapat dirundingkan seraya memperingatkan bahwa langkah-langkah lebih lanjut yang tak disebutkan secara khusus akan diambil jika Qatar tidak mematuhinya.

“Menyangkut tuntutan-tuntutan tersebut dan sikap kami, kami sudah dari awal sangat jelas mengenai hal ini. Kami tidak akan menerima apapun yang melanggar kedaulatan kami atau apapun yang diberlakukan atas Qatar,” tegasnya seperti dikutip Reuters.

Tidak jelas apa yang akan terjadi selanjutnya. Sheikh Mohammed mengatakan Qatar tidak takut akan pembalasan militer karena menolak ultimatum tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa Presiden Donald Trump dimanipulasi untuk mempercayai bahwa Qatar tidak berbuat banyak untuk menindak pendanaan “ekstremis”.

“Lembaga dan institusi Amerika Serikat dengan tegas percaya pada negara Qatar, namun pernyataan yang dibuat oleh Presiden Trump didasarkan pada tuduhan palsu dan kesan salah yang diberikan kepadanya oleh kepala negara yang memberantas blokade di Qatar,” kata dia.

“Qatar telah menjadi sasaran tindakan melanggar hukum berdasarkan tuduhan palsu tanpa bukti,” ujarnya. (S)

Sumber: Aljazeera, Reuters

Baca Juga