Meski Sudah Ditarik, Komisi I Sesalkan Humas Polri Rilis Film Pendek yang Diskreditkan Islam

Ketua Komisi I DPR Dr Abdul Kharis Almasyhari

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Komisi I DPR RI Dr Abdul Kharis Almasyhari menyesalkan Divisi Humas Polri mengeluarkan tayangan video (film pendek) yang dinilai menyudutkan Islam dan kaum Muslimin pada Sabtu, 24 Juni 2017 lalu.

Meski video yang merupakan pemenang Festival Film Pendek 2017 yang digagas Mabes Polri itu sudah ditarik dari peredaran dan dihapus Youtube, namun protes dari berbagai kalangan masih mengalir, lantaran kontennya dinilai mendiskreditkan Islam dan kaum Muslimin.

Abdul Kharis melihat, video tersebut sangat menyesatkan dan berisikan fitnah kepada umat Islam, juga bertentangan dengan fakta.

“Islam itu agama rahmatan lil ‘aalamiin, dalam video tersebut berisikan fitnah dan menyesatkan. Ini sangat bertentangan dengan fakta kerukunan toleransi beragama di Indonesia,” kata politisi PKS ini kepada Salam-Online, Sabtu (1/7/2017).

Kata Abdul Kharis, adalah fakta bahwa Indonesia memiliki tingkat toleransi yang tinggi di dunia.

“Dapat saya katakan tertinggi di dunia, kenapa, karena sewaktu aksi 212 yang diikuti oleh jutaan orang, ada warga yang hendak menikah di Gereja Katedral, Jakarta, justru diantar dan dikawal massa aksi dengan penuh damai dan kesejukan,” terangnya.

Video itu, menurutnya, mencerminkan kekerdilan bagi pembuatnya dalam melihat toleransi Umat Islam yang sangat tinggi dan baik selama ini.

“Saya amat menyayangkan dan menyesalkan. Soal penodaan agama atau tidak biar pengadilan yang memutuskan. Kalau ada masyarakat yang merasa tersakiti lebih baik penegak hukum segera menyelesaikan dan meredam gejolak keterlukaan umat terhadap video itu, agar kedamaian di hari yang Fitri kemarin tetap terjaga,” harapnya.

Baca Juga

Abdul Kharis merasa sangat terluka ketika melihat video tersebut tersebar luas di masyarakat.

“Saya secara pribadi terluka dan menyayangkan akan munculnya video tersebut. Semoga kita semua bisa menjaga keharmonisan, dimulai dari sikap bijak dalam membuat sesuatu apakah itu melukai atau justru menjadi inspirasi positif, menahan diri menjunjung kerukunan dan hindari provokasi lebih utama saya kira,” tutupnya.

Video film pendek bertajuk ‘Kau Adalah Aku yang Lain” berdurasi 7 menit 41 detik itu dinilai warganet berisi pesan tendensius yang menyudutkan Umat Islam.

Ini terkait adegan penolakan terhadap ambulans yang melintasi area pengajian oleh seorang warga Muslim yang diperankan tokoh ‘Si Mbah.’

Digambarkan, ketika ada ambulans yang mau lewat mengangkut pasien yang beragama Kristen, ada oknum umat Islam yang tidak mau membuka jalan yang ditutup karena pengajian.

“Tidak bisa. Ada pengajian. Cari jalan lain. Pengajian tidak bisa diganggu,” ujar bapak tua berjenggot, seperti terdapat dalam tayangan film tersebut.

Meski sebatas film, adegan tersebut dinilai banyak kalangan bisa merepresentasikan peristiwa yang sebenarnya. Padahal, tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya. Dengan kata lain, adegan tersebut tidak pernah ada dalam kehidupan nyata alias tidak sesuai dengan fakta.

Sutradara film itu sendiri, Anto Galon, telah meminta maaf, dan pihak polisi pun sudah menghapus video tersebut dari akun Divisi Humas Polri setelah protes terus mengalir. (EZ/Salam-Online)

Baca Juga