Di Hari Proklamasi, JIB Putar Film Sejarah Piagam Jakarta

Dari kanan: Beggy Rizkiyansah (Komunitas JIB), Bayu Seto (Sutradara Film ‘Toedjoeh Kata’) dan Sejarawan UI Dr Tiar Anwar Bachtiar. (Foto: Zul)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Di hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-72, 17 Agustus 2017, Komunitas Jejak Islam untuk Bangsa (JIB), menggelar diskusi dan bedah film karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Bayu Seto berjudul “Toedjoeh Kata”.

Film ini sengaja diputar tepat pada hari kemerdekaan mengingat sejarah yang terkandung dalam film tersebut. Yakni, terkait penghapusan Tujuh Kata dalam Piagam Jakarta: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Film yang diputar di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq (MABAS), Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, pada Kamis (17/8) itu langsung dibedah oleh Ahli Sejarah dari Universitas Indonesia Dr Tiar Anwar Bachtiar beserta sang sutradara film, Bayu seto.

Tiar sendiri memberi masukan untuk fim yang telah beberapa kali mendapat penghargaan tersebut. Masukan Tiar perlunya memberikan porsi lebih banyak terkait peristiwa perdebatan yang sangat alot antara Ki Bagus Hadikusumo yang mewakili kelompok Islam, dengan Muhammad Hatta yang mewakili kaum sekuler mengenai dasar negara.

Salah satunya adalah ketika Ki Bagus menanyakan arti kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang diusulkan Hatta menggantikan Tujuh Kata. Saat itu, menurut Tiar, Hatta menyebutkan bahwa arti dari kata itu adalah “Tauhid kepada Allah”.

Baca Juga

“Ini sayang sekali, sebetulnya ada hal penting dalam perdebatan penghapusan tujuh kata itu,” ujar Tiar.

Sutradara Film ‘Toedjoeh Kata’, Bayu Seto. (Foto: Zul)

Sementara sebagai Sutradara Film, Bayu Seto, mengaku ide awal dia membuat film sejarah tersebut paska hajat besar umat Islam 212. Saat itu dia mendapatkan pertanyaan terkait seberapa besar peran umat Islam di Indonesia.

Selain itu, dia juga merasa bahwa banyak sejarah Indonesia yang terlupakan atau memang sengaja ditutupi oleh beberapa pihak. Hal itu membuat Bayu berinisiatif untuk membuat film yang mengangkat terkait hal tersebut.

“Makanya saya dan teman-teman waktu itu sepakat untuk, oke, gimana kalau kita bikin (Film) aja,” kata Bayu. (Nizar Malisy/Salam-Online)

Baca Juga