Lembaga Kemanusiaan Eropa Desak ASEAN dan Masyarakat Internasional Lindungi Muslim Rohingya

Muslim Rohingya

SALAM-ONLINE: Organisasi Kemanusiaan, The European Rohingya Council (ERC), mendesak anggota ASEAN dan negara-negara tetangga Myanmar seperti Bangladesh, India dan Cina agar mendorong Myanmar mematuhi peraturan hukum dan menahan diri sehingga tidak terus menerus melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), serta mencegah penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap warga sipil Rohingya.

ERC juga mendesak negara-negara tersebut untuk menuntut Myanmar agar mengembalikan warga sipil Rohingya yang saat ini terusir ke masing-masing desa asalnya.

Dalam siaran persnya, ERC mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas penderitaan yang dialami Muslim Rohingya tersebut dan menyeru masyarakat internasional dengan seruan “permohonan mendesak untuk perlindungan dan keamanan di negara bagian Rakhine” yang dihuni etnis Rohingya tersebut.

Serangan mematikan terhadap pos-pos perbatasan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat, pecah pada Jumat (25/8) lalu, mengakibatkan jatuhnya korban sipil secara massal. Setidaknya lebih dari 100 orang Muslim Rohingya terbunuh.

Baca Juga

Terkait hal tersebut media massa melaporkan bahwa pasukan keamanan Myanmar yang membakar rumah Penduduk Muslim dan menembak mereka dengan mortir dan senjata api tersebut, telah mengungsikan ribuan warga desa Rohingya.

ERC juga mengungkapkan bahwa banyak dari Penduduk Muslim Rohingya, termasuk wanita dan anak-anak, berlindung di hutan. Sebagiannya mengambil risiko dengan menyeberangi perbatasan Myanmar-Bangladesh. Sementara sebagian besarnya terdampar di sisi Myanmar, dekat Sungai Naf, lantaran Bangladesh memperketat keamanan perbatasannya dan terus mendorong mundur pengungsi Rohingya yang menyelamatkan diri.

“Kami memohon kepada masyarakat internasional untuk melakukan terkait ‘Tanggung Jawab untuk Melindungi’ warga sipil Rohingya yang tengah terjun ke episode lain yaitu meluasnya ‘kejahatan terhadap kemanusiaan’ di bawah tangan Angkatan Bersenjata Myanmar,” kata badan tersebut dalam pernyataannya seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (27/8/2017). (Nizar Malisy/Salam-Online)

 Sumber: Anadolu

Baca Juga