Menlu RI: Indonesia Sesalkan Jatuhnya Korban Jiwa di Rakhine

Menlu Retno Marsudi dalam Program Humanitarian Assistance for Sustainable Community in Myanmar di Gedung Pancasila, Kemenlu. (Foto: EZ)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Indonesia sebagai bangsa yang majemuk menekankan pentingnya kepedulian terhadap kemanusiaan yang sangat memprihatinkan di Rakhine, Myanmar, menimpa Muslim Rohingya.

Demikian diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi saat meluncurkan Program Humanitarian Assistance for Sustainable Community in Myanmar (HASCO), Kamis (31/8/2017) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat.

“Saya ingin sampaikan komitmen Indonesia untuk membantu pemerintah Myanmar dalam membangun Rakhine State. Indonesia juga selalu mengikuti berbagai perkembangan di Rakhine State, Indonesia prihatin terhadap situasi keamanan dan menyesalkan jatuhnya korban di Rakhine paska serangan pada 25 Agustus lalu,” ungkap Retno.

Pemerintah Indonesia mendorong pemerintah Myanmar agar dapat memberikan stabilitas keamanan terhadap masyarakat di Rakhine State.

“Kami meminta kepada semua pihak untuk tidak menggunakan kekerasan. Kita harapkan pemerintah Myanmar dapat memberikan perlindungan kepada semua orang, termasuk komunitas Islam, dan akses agar (bantuan) kemanusiaan dapat diberikan agar krisis tidak semakin memburuk,” ujar Retno.

Baca Juga

Menurutnya, dalam beberapa hari ini, setelah kekacauan melanda Myanmar, Indonesia aktif bekerja untuk pihak-pihak yang terkait dengan pesan agar situasi tidak memburuk.

“Saya telah lakukan komunikasi dengan pemerintah Myanmar dan National security kita bicara mengenai situasi di Rakhine. Saya juga berkomunikasi dengan Menlu Bangladesh, karena Myanmar dan Bangladesh harus melakukan kerja sama yang baik dalam penanganan, khususnya penanganan pengungsi,” ungkapnya.

Selanjutnya, menurut Retno, dia pada Selasa 29 Agustus 2017 lalu berkomunikasi dengan Kofi Annan, berbicara dalam konteks bagaimana Indonesia berkontribusi untuk mengimplementasikan hasil atau report dari komisi Annan, Advisory commission, yang dipimpin oleh mantan Sekjen PBB itu.

“Karena kalau dilihat dari ‘temporary report’ yang dikeluarkan, apa yang dilakukan Indonesia ‘fit very well’ (cocok sekali) dengan rekomendasi yang dikeluarkan komisinya Kofi Annan,” jelas Retno. (EZ/Salam-Online)

Baca Juga