Belum Terverifikasi, Militer Myanmar Klaim Bunuh 370 ‘Pejuang Muslim Rohingya’

Seorang petugas polisi berjaga di dekat sebuah rumah yang terbakar di Maungdaw, negara bagian Rakhine utara. (Foto: Soe Zeya Tun/Reuters)

YANGON (SALAM-ONLINE): Militer Myanmar mengklaim telah membunuh setidaknya 370 ‘Pejuang Muslim Rohingya’ selama sepekan terakhir di negara bagian Rakhine.

Dalam sebuah pernyataan dari kantor komandan militer Myanmar, Min Aung Hlaing, seperti diberitakan Aljazeera, Jumat (1/9/2017), tentara Myanmar terlibat dalam 90 pertarungan bersenjata dengan pejuang Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) dari 25 hingga 30 Agustus, termasuk dugaan serangan terhadap pos polisi dan sebuah pangkalan militer di distrik Maungdaw di Rakhine.

Sedikitnya 15 anggota pasukan keamanan Myanmar juga tewas dalam periode yang sama, termasuk dua pekerja pemerintah. Sementara satu tentara hilang.

Aljazeera dalam lansirannya menyebut secara independen belum dapat memverifikasi klaim militer Myanmar tersebut.

“Situasi kemanusiaan memburuk dengan cepat dan saya khawatir ribuan orang semakin berisiko mengalami pelanggaran berat hak asasi mereka,” kata Pelapor Khusus PBB terkait situasi hak asasi manusia (HAM) di Myanmar, Yanghee Lee, Jumat (1/9).

“Siklus kekerasan yang memburuk sangat memprihatinkan dan harus segera diputus.”

Baca Juga

PBB memperkirakan hampir 40.000 orang telah menyeberang ke Bangladesh dengan tujuan tempat pengungsian sekitar Cox’s Bazar, sementara ribuan lainnya masih terdampar di antara kedua negara.

Sementara kelompok orang yang melarikan diri dari kekerasan meningkat dengan cepat. Sejumlah saksi yang mengatakan kepada Aljazeera bahwa tentara rezim telah menembak Muslim Rohingya di desa-desa tanpa pandang bulu.

Ratusan penduduk desa Muslim itu dilaporkan hilang dan ratusan lainnya dikhawatirkan dibunuh.

“Tentara Burma (Myanmar) sekarang sepenuhnya terlibat dalam taktik bumi hangus menyerang desa Rohingya di bagian negara Rakhine utara, yang seolah-olah menargetkan pejuang, namun pada kenyataannya menyerang penduduk desa biasa,” ungkap wakil direktur Human Rights Watch (HRW) Asia, Phil Robertson kepada Aljazeera.

Beberapa pengungsi, termasuk wanita dan anak, dilaporkan meninggal saat melakukan perjalanan yang berbahaya ke perbatasan Bangladesh. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga