Ibu Negara Turki Desak Istri Pemimpin Dunia Serius Bantu Muslim Rohingya
ANKARA (SALAM-ONLINE): Ibu Negara Turki, istri Presiden Erdogan, Emine, pada Sabtu (16/9) lalu mendesak para istri pemimpin dunia untuk berkontribusi secara positif dalam membantu Muslim Rohingya yang sedang menghadapi pembantaian.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada istri pemimpin dunia, Emine memberikan perhatian serius atas tragedi yang menimpa kelompok minoritas Rohingya di Myanmar dan saat ini berlindung di Bangladesh setelah melarikan diri dari operasi militer Myanmar.
“Saya berharap sebagai istri pemimpin dunia, kita dapat mengerahkan upaya kemanusiaan untuk berkontribusi secara positif terhadap proses tersebut dan dengan demikian memobilisasi masyarakat internasional,” kata Emine seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (16/9).
“Sebagai seorang ibu, seorang wanita dan seorang manusia, saya pikir kita harus membangun dunia di mana setiap orang dapat hidup bersama secara manusiawi, tanpa perbedaan etnis atau agama,” imbuh Emine.
Istri Presiden Turki itu, menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Muslim Rohingya saat berkunjung ke kamp di dekat perbatasan Myanmar, pada Kamis (7/9) lalu. Melihat kondisi pengungsi, ia berharap dunia internasional dapat segera menyelesaikan krisis kemanusiaan yang dialami etnis minoritas di Myanmar tersebut.
“Mendengarkan kisah seorang wanita yang rumahnya dibakar, kurang diperhatikan, dan yang anak-anak dan pasangannya terbunuh di depan mata mereka, itu menyakiti saya dan memberi saya rasa sakit yang luar biasa,” ujarnya saat mengingat cerita pengungsi dalam kunjungannya di kamp pengungsian Rohingya Kamis (7/9/2017) lalu.
“Saya tidak akan pernah melupakan tatapan putus asa wanita dan anak-anak di kamp-kamp di tenggara Bangladesh di mana kami telah mengirimkan 1.000 ton bantuan kemanusiaan pada tahap pertama,” tutur Emine.
Dia mengatakan bahwa opini publik Internasional tidak melihat tragedi manusia yang sedang berlangsung. Ia menegaskan keinginannya untuk membangun perdamaian dunia dalam arti yang sebenarnya.
Menurut PBB, sejak 25 Agustus lalu hingga saat ini, setidaknya sekitar 400.000 etnis Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Myanmar di Rakhine menuju Bangladesh.
Etnis Rohingya menyelamatkan diri dari operasi militer Myanmar. Dalam operasi itu pasukan Myanmar dan Budhis membunuhi pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya. Menurut pemerintah Bangladesh, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam aksi kekerasan tersebut. (EZ/Salam-Online)
Sumber: Anadolu