Merawat Spirit 212, JITU Gelar Bedah Buku ‘Mengetuk Pintu Langit’
BANDUNG (SALAM-ONLINE): Bekerja sama dengan Komunitas Dakwah dan Sosial (Kodas), Jurnalis Islam Bersatu (JITU) menggelar Bedah Buku ‘Mengetuk Pintu Langit’ di Masjid Istiqomah, Citarum, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (9/9/17).
Dalam sambutannya, Ketua Umum JITU Agus Abdullah mengatakan, buku tersebut dibuat agar bisa dinikmati oleh umat.
“Kami melihat peristiwa Aksi Bela Islam sebagai sebuah momen penting. Maka dengan segala upaya bulan lalu buku ini bisa terbit,” ujarnya seperti dikutip Islamic News Agency (INA), Ahad (10/9).
Agus menjelaskan bahwa buku ‘Mengetuk Pintu Langit’ sejatinya merupakan buku kedua yang ditulis oleh JITU, setelah sebelumnya juga pernah merangkum catatan jurnalisme mengenai krisis Suriah.
Sementara itu, Ketua Kodas, Rio Helmy mengaku turut bersyukur atas terbit dan beredarnya buku ‘Mengetuk Pintu Langit Ini’. “Karena bagi kami buku ini adalah hadiah terindah dalam bentuk sebuah dokumentasi,” katanya.
Menurutnya, dokumentasi dari sebuah peristiwa yang bersejarah merupakan hal yang sangat penting. Apalagi, tambahnya, peristiwa Aksi Bela Islam yang menjadi objek penulisan buku ini adalah momen fenomenal berkumpulnya umat Islam terbesar sepanjang sejarah Indonesia bahkan dunia internasional.
Rio mengungkapkan, dengan digelarnya bedah buku ini, diharapkan mampu menumbuhkan semangat ruhiyah umat Islam tentang sebuah persatuan.
“Ini sangat penting karena hari ini kita melihat penista agama akhir-akhir ini muncul lagi,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, buku ‘Mengetuk Pintu Langit’ merupakan catatan reportase yang disusun oleh Jurnalis Islam Bersatu tentang Aksi Bela Islam menuntut penegakan hukum penistaan Al-Qur’an oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beberapa pada 2016 lalu.
Turut hadir sebagai pembicara, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Barat Roin Nurbalad, Sekretaris Jenderal JITU Muhammad Pizaro dan Aktivis Dakwah yang juga Mantan Vokalis Band Rocket Rockers Noor Al-Kautsar atau Kang Ucay. (Ali Muhtadin/INA)