Parlemen Kuwait dan Iran Akhirnya Tanggapi Tragedi Rohingya

SALAM-ONLINE: Anggota parlemen Kuwait dan Iran pada Rabu (6/9) akhirnya mengeluarkan pernyataan terkait tragedi Rohingya.

Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di ibu kota Kuwait (Kuwait City) seperti dilansir kantor berita Anadolu, Kamis (7/9), anggota parlemen meminta negara-negara Arab dan Islam untuk bersikap menentang pemerintah Myanmar.

Seorang deputi parlemen menekankan bahwa parlemen Arab, Islam dan internasional menginginkan perbatasan Bangladesh dibuka untuk Muslim Rohingya. Parlemen juga mengutuk pelanggaran kemanusiaan yang terjadi dan menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan “pembantaian” tersebut.

Saat konferensi berlangsung, anggota parlemen Abdullah Fahad al-Enezi meminta pemerintah Kuwait untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar dan membuka jalur udara untuk mengangkut bantuan bagi Muslim Rohingya.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Kantor Berita Republik Iran, juru bicara parlemen Iran Ali Larijani mengutuk “pembantaian” yang dilakukan terhadap Muslim Myanmar. Dia menggambarkan situasi tersebut sebagai “tragedi kemanusiaan yang hebat pada zaman ini” dan mendesak bantuan kemanusiaan untuk segera dikerahkan.

Larijani juga meminta dunia untuk membentuk komite internasional mengenai masalah ini.

Baca Juga

“Peristiwa yang menyakitkan, pembunuhan, penindasan dan pemindahan paksa puluhan ribu Muslim Rohingya sangat menyakiti hati setiap manusia,” katanya.

Dia menambahkan, “Yang lebih buruk lagi adalah keheningan pendukung hak asasi manusia serta beberapa negara dan organisasi internasional yang menyaksikan kejadian tragis ini dengan ketidakpedulian.”

Menurut PBB, 123.600 warga Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh dan puluhan ribu lainnya mengungsi karena kekerasan yang terjadi makin menggila akhir-akhir ini.

Pembunuhan terhadap Muslim Rohingya berlangsung di Rakhine sejak kekerasan komunal meletus pada 2012 silam. (Nizar Malisy)

Sumber: Anadolu

Baca Juga