Posisinya Strategis, Indonesia Bisa Jadi ‘Pintu Akses’ Masuknya Bantuan Internasional ke Rakhine

Ketua Tim Pencari Fakta Kasus Rohingya dari PBB, Marzuki Darusman. (al-Fath)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Sudah banyak diberitakan bahwa pemerintah Myanmar memberlakukan aturan yang sangat ketat terhadap organisasi atau lembaga kemanusiaan yang ingin menyalurkan bentuan ke negara bagian Rakhine. Aturan ini juga berlaku untuk tim investigasi yang dimandati Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun jurnalis yang ingin melakukan peliputan di lapangan.

Kepala Tim Pencari Fakta kasus Rohingya dari PBB Marzuki Darusman mengaku upaya diplomasi pemerintah Indonesia terhadap Myanmar sedikit banyak ikut membantu tersalurkannya akses bantuan masyarakat Indonesia ke Muslim Rohingya.

Diterimanya Menlu Retno Marsudi di Nay Pyi Daw dan menemui pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi serta Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior U Min Aung Hlaing merupakan bukti bahwa Indonesia berada di garis terdepan dalam upaya diplomasi G to G (negara dengan negara) dengan pemerintah Myanmar.

Melihat posisi yang demikian strategis, Marzuki berpendapat bahwa Indonesia dapat menjadi pintu akses masuknya bantuan internasional ke negara bagian Rakhine yang selama ini diakui sangat sulit ditembus oleh lembaga-lembaga  kemanusiaan internasional.

“Dalam konteks bantuan-bantuan kemanusiaan, menentukan sekali apa yang telah diprakarsai pemerintah Indonesia. Yaitu pemerintah (negara) yang satu-satunya dalam posisi terbaik yang melakukan penjembatanan antara dunia internasional dengan Myanmar,” jelas Marzuki dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah bertema ‘Kebijakan Politik dan Bantuan Kemanusiaan bagi Rohingya’, Jumat (8/9) malam di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya No 62, Jakarta Pusat.

Baca Juga

Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Thohari mengatakan bahwa akses bantuan ke Rakhine sangat penting untuk diupayakan. “Saya pikir pemerintah proaktif untuk membuka jalan akses bantuan kemanusiaan, dan sudah bertemu dengan pemerintah Bangladesh. Tentu itu patut diapresiasi. Jika akses bantuan kemanusiaan tidak dapat dibuka itu menjadi masalah tersendiri,” katanya.

Presiden Direktur Lazismu Muhammadiyah Andar Nubowo juga mengapresiasi upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Menurutnya, upaya tersebut memudahkan Lazismu dalam menyalurkan arus besar bantuan masyarakat Indonesia yang ingin membantu Muslim Rohingya melalui harta.

“Hanya pemerintah Indonesia yang diterima Myanmar untuk mengirim bantuan. Sejak pagi tadi telah terhimpun dana sekitar 2 miliar rupiah. Dan ini masuk terus transferan. Dompet Lazismu tetap dibuka,” ungkap kader Muhammadiyah lulusan Paris-Sorbonne University ini.

Marzuki menilai, maraknya bantuan yang diberikan masyarakat serta aksi solidaritas terhadap Muslim Rohingya menunjukkan  bahwa rasa dan nilai kemanusiaan masih dijunjung tinggi di Indonesia. Menurutnya, hal ini akan menjadi modal besar bangsa Indonesia untuk muncul sebagai bangsa yang berperikemanusiaan.

“Saya berbicara sebagai WNI, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia sangat membantu. Tetapi untuk masyarakat, akan tumbuh masyarakat kemanusiaan dalam tubuh bangsa ini. Ini saya kira lembaran baru dalam masayarakat ke depan,” tandasnya. (al-Fath/Salam-Online)

Baca Juga