JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Aliansi Pemuda Anti PKI, Rahmat HImran mengaku bahwa bentrokan yang terjadi saat aksi penolakan Seminar ‘Pengungkapan Kebenaran Sejarah 1965/66’ di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indoensia (YLBHI) jalan Diponegoro, Jakarta, pada Ahad (17/9) lalu disebabkan sulutan yang berasal dari pihak panitia penyelenggara.
Menurut Rahmat, massa aksi mulai tersulut di saat perwakilan pihaknya yang ingin masuk ke dalam untuk memastikan ada atau tidaknya atribut PKI, ditolak mentah-mentah oleh pihak panitia. Negosiasi pun, kata dia, berlangsung selama dua jam.
“Justru pihak LBH yang menyulutkan massa aksi saat itu. Dua jam kita bernegosiasi tapi mental, tidak dizinkan oleh pihak LBH,” kata Rahmat di salah satu Stasiun Televisi di Jakarta, Selasa (19/9).
Rahmat juga mengonfirmasi bahwa pihaknya tidak memiliki maksud lain kecuali ingin membubarkan acara yang dinilai mempropagandakan ideologi komunis dan PKI.
“Karena isu yang mereka bahas di dalam tentang komunis, jadi jangan sampai komunis di Indonesia akan semakin menjamur,” ujar dia.
Saat ditanya, apakah PKI masih ada dan aktif di Indonesia, Rahmat dengan yakin menjawab, “Sangat terang-terangan. Ada,” tegas Rahmat. (MNM/Salam-Online)