Di Hari Sumpah Pemuda, Keluarga Alumni KAMMI Bali Gelar Diskusi Kebangsaan

Diskusi Kebangsaan KA-KAMMI Bali

BADUNG (SALAM-ONLINE): Dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ke-89, Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI) Wilayah Bali menggelar diskusi kebangsaan bertema “Pemuda Siaga Indonesia Berjaya” pada Sabtu (28/10/2017).

Acara diskusi kebangsaan ini diselenggarakan di Hotel Harris Raya Kuta Jalan Raya Kuta No 83 E Kuta, Kabupaten Badung. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi kebangsan ini: Achmad Rosadi Lubis, Cht NLP (PN KA-KAMMI Teritorial Indonesia Timur) dan Achmad Khanafi, SP (Ketua KA-KAMMI Wilayah Bali). Rudyatmoko (Sekjen KA-KAMMI Wilayah Bali) didaulat sebagai moderator untuk memandu jalannya diskusi.

Para peserta diskusi didominasi oleh kalangan pemuda dan mahasiswa. Tercatat ada sekitar seratus orang yang hadir dalam acara diskusi yang dimulai ba’da shalat Isya berjamaah itu. Di antaranya dari KAMMI Wilayah Bali, KAMMI Daerah Badung, KAMMI Daerah Denpasar, KAMMI Komisariat Udayana, KAMMI Komisariat Ngurah Rai, KAMMI Komisariat Dewata dan KAMMI Komisariat Al Fattih. Ada juga dari Komunitas Liqo Bismillah dan Komunitas Liqo Bang Lubis Clab (BLC) yang turut meramaikan acara diskusi.

Acara diskusi kebangsaan yang diadakan KA-KAMMI Wilayah Bali ini merupakan road show pawai kebangsaan yang diinisiasi Presiden KA-KAMMI Pusat Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR RI) yang dimulai dari Sabang, Aceh.

Achmad Rosadi Lubis atau Akrab disapa Bang Lubis mengatakan tujuan diadakannya kegiatan diskusi kebangsaan ini adalah untuk menstimulus anak muda yang saat ini di dunia perkuliahan hanya fokus mengejar nilai akademik ketimbang aktif di dunia kemahasiswaan seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dan Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus.

Bang Lubis mengibaratkan mahasiwa saat ini seperti kodok yang dimasukkan ke dalam panci untuk direbus dan tidak sadar bahwa akan mati secara perlahan-lahan.

“Mahasiswa saat ini kurang terlalu peka dengan permasalahan-permalahan bangsa karena dininabobokan oleh banyaknnya tugas kampus,” sesalnya.

Baca Juga

Menurutnya, mahasiswa saat ini dibuat alergi dengan politik, jika dibandingkan dengan mahasiwa di era 1998. Padahal sejatinya politik merupakan jalur resmi yang diatur oleh Undang-Undang.

Agar mahasiswa generasi saat ini tidak pasif terhadap permasalahan-permasalahan di sekitarya, ujarnya, perlu adanya sebuah keresahan dan mengeluarkan ide positif untuk menjawab keresahan-keresahan yang terjadi di lingkungannya.

“Ketajaman berpikir kritis mahasiswa mesti diasah sejak dini, misalnya dengan mengkaji fenomena LGBT yang muncul belakangan ini,” tutur Bang Lubis.

Sementara Achmad Khanafi banyak menyinggung permasalahan  bangsa yang terjadi saat ini seperti UU Ormas  yang sudah disahkan.

“UU Ormas merupakan bentuk keresahan umat, sebab kita saat ini hidup di negara demokrasi, namun kenyataannya UU Ormas telah menodai proses demokrasi yang telah berjalan di Negara ini,” kata Khanafi, prihatin.

Achmad Khanafi juga mengajak para pemuda dan mahasiswa di Indonesia untuk “melek” dan tidak apatis terhadap persoalan negeri ini.

“Pemuda harus berani meningkatkan kapasitasnya untuk memikul permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia. Caranya adalah dengan tidak apatis dan menjadi pemimpin yang kuat di organisasi-organisasi kemahasiswaan yang ada,” terangnya. (Herdian Armandhani)

Baca Juga