Menlu Bangladesh: Pemerintah Myanmar Bersedia Terima Kembali Rohingya

Setengah juta lebih etnis Muslim Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh sejak 25 Agustus lalu, saat kekerasan mereka alami. (Foto: Cathal McNaughton/Reuters)

SALAM-ONLINE: Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abul Hasan Mahmood Ali mengungkapkan, Myanmar bersedia menerima kembali ratusan ribu etnis Muslim Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh.

Myanmar bersedia membawa lebih dari 500.000 orang dari minoritas yang teraniaya tersebut setelah (Bangladesh) melakukan pembicaraan pada Senin (2/10) dengan seorang perwakilan senior Myanmar, Kyaw Tint Swe, di ibu kota Dhaka.

“Perundingan tersebut diadakan dalam suasana bersahabat, dan Myanmar telah membuat sebuah proposal untuk menerima kembali Rohingya,” ujar Ali seperti dilansir Aljazeera, Selasa (3/10/2017).

Ali mengatakan, kedua negara setuju untuk mengakhiri polemik tersbeut secara damai. Dia melanjutkan, kedua negara sepakat membentuk kelompok kerja gabungan untuk memulai pemulangan tersebut. Meskipun  pejabat Myanmar enggan berkomentar kepada media.

Menurut data PBB, lebih dari setengah juta etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak kekerasan pecah di Rakhine pada 25 Agustus lalu. PBB mengatakan krisis Rohingya merupakan keadaan darurat pengungsi tercepat di dunia.

Baca Juga

PBB menyebut Pemerintah Myanmar terlibat dalam pembersihan etnis minoritas Muslim Rohingya di negara berpenduduk mayoritas Buddha itu.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyerukan diakhirinya kekerasan di Rakhine dengan menciptakan zona aman sehingga memungkinkan kembalinya pengungsi ke negerinya.

Dia juga meminta sebuah misi pencarian fakta PBB untuk datang ke Myanmar. Pemerintah Myanmar diminta untuk melaksanakan rekomendasi mengenai pemecahan masalah di Rakhine yang disusun oleh sebuah tim yang dipimpin mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan.

Perlakuan Myanmar terhadap Muslim Rohingya merupakan masalah terbesar bagi kepemimpinan Aung San Suu Kyi sejak membentuk pemerintahan pada 2015 lalu. (EZ/Salam-Online)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga