Pelakunya Bernama Stephen Paddock, Trump Sebut Penembakan Brutal di Las Vegas bukan Aksi Teroris
LAS VEGAS (SALAM-ONLINE): Sedikitnya 59 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya cedera setelah setidaknya satu orang bersenjata melepaskan tembakan brutal ke penonton konser di Las Vegas Strip yang populer di negara bagian Nevada, Amerika Serikat. Jumlah yang tewas masih mungkin bertambah, mengingat banyak korban luka yang kritis.
Penembakan massal tersebut terjadi pada Ahad (1/10/2017) malam waktu setempat atau Senin (2/10) waktu Indonesia, di sebuah Festival Musik Country yang digelar di ruang terbuka Route 91 Harvest, Hotel Mandalay Bay, Las Vegas, AS. Lebih dari 22.000 orang hadir di konser tersebut.
Polisi mengatakan penembak berusia 64 tahun tersebut bernama Stephen Craig Paddock. Stephen disebut menembaki kerumunan orang dari lantai 32 Mandalay Bay Resort and Casino, tetapi aparat tidak menyebutnya sebagai aksi terorisme.
Stephen kemudian ditemukan tewas di kamar hotelnya, kata polisi, yang menduganya dia bunuh diri. Turut ditemukan belasan pucuk senjata api laras panjang bersamanya. Di rumahnya, di Mesquite, Nevada, polisi menemukan 34 senjata dan ribuan amunisi. Termasuk 16 senjata yang ditemukan di kamar hotelnya, Mandala Bay Resort and Casino, Las Vegas.
Polisi juga sedang memburu seorang wanita bernama Marilou Danley yang diketahui menjadi teman seperjalanan pelaku.
Eric Paddock, saudara Stephen, mengatakan di CNN, “Sama sekali” saudaranya itu tidak memiliki masalah mental atau motif politik.
Presiden AS Donald Trump men-tweet “ucapan duka cita yang paling dalam” terhadap korban “penembakan Las Vegas yang mengerikan” itu.
Seperti halnya aparat kepolisian, dalam sebuah pidato di televisi pada Senin (2/10) pagi waktu setempat, Trump menyebut serangan itu sebagai “tindakan kejahatan murni”, bukan aksi terorisme.
Serangan pada Ahad malam atau Senin (2/10) itu adalah penembakan massal yang paling mematikan dalam sejarah modern AS.
Sejauh ini pada 2017, kelompok pengawas Gun Violence Archive telah mendokumentasikan 273 penembakan massal di AS.
Kelompok tersebut juga mencatat 11.621 kematian dan 23.433 orang luka-luka terkait senjata api selama periode tersebut.
Serangan Mandalay Bay terjadi beberapa pekan setelah Spencer Hight melakukan penembakan massal di sebuah pertemuan di rumah istrinya yang terasing di Plano, Texas.
Penyerang tersebut membunuh delapan orang dan kemudian ditembak mati oleh polisi. (S)
Sumber: Aljazeera