JAKARTA (SALAM-ONLINE): Tak seperti biasanya pengajian bulanan Muhammadiyah Jumat (6/10/2017) malam tadi penuh sesak. Aula di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat itu tak mampu menampung jamaah yang meluber sampai keluar. Bahkan hadirin harus puas mengikutinya di Masjid lewat layar monitor.
Membeludaknya jamaah untuk mengikuti pengajian kali ini lantaran kehadiran Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Jenderal Gatot hadir sebagai pembicara.
Dalam ceramahnya, Jenderal Gatot, antara lain mengungkapkan asal usul TNI. Dia bercerita bagaimana para Santri dan Kiai berjuang memerdekakan Indonesia hingga akhirnya terbentuklah TNI, dimulai dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang pada 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Lalu berubah jadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Setelah itu, pada 3 Juni 1947, Presiden Soekarno resmi mengesahkannya sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI)
“Setelah merdeka, ada Kiai yang kembali mengajar (kembali berkhidmat di pesantren, red) dan ada juga yang menetap. Maka muncul-lah TKR. Jadi tentara asal usulnya dari umat Islam. Sudah pasti itu, dari mana lagi?” ujar Gatot.
Oleh karena itu, dia mengaku wajar jika dirinya dekat dengan umat Islam. Selain, kata Jenderal Gatot, dia sendiri adalah Muslim, TNI juga memiliki ikatan sejarah yang tidak bisa dilupakan, yaitu berasal dari umat Islam.
“Ada yang namanya wah panglima dekat-dekat sama umat Islam, lah wong sejarahnya begitu,” kata dia disambut tawa hadirin.
Jenderal Gatot adalah Panglima TNI ke-16 menggantikan panglima sebelumnya Jenderal Moeldoko. Sebelum menjadi Panglima TNI, laki-laki kelahiran 13 maret 1960 tersebut menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD).
Selain Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir yang menyampaikan prolog pengajian bulanan ini, hadir juga sebagai nara sumber pengamat militer Prof Dr Salim Said, mantan Ketum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin dan Ketua PP Muhammadiyah Drs H Hajriyanto Y Thohari, MA. (MNM/Salam-Online)