Bentuk Komisi Anti Korupsi Baru, Saudi Pecat dan Tahan Sejumlah Pangeran & Menteri Senior

Arab Saudi melakukan perubahan cepat sejak Raja Salman menunjuk anaknya, Mohammed Salman, sebagai putra mahkota. (Foto: Bandar al Jaloud/AFP)

RIYADH (SALAM-ONLINE): Saudia Arabia memecat sejumlah menteri senior, menahan hampir selusin pangeran dan membentuk sebuah komite anti-korupsi baru sebagai bagian dari serangkaian keputusan kerajaan, media pemerintah melaporkan pada Sabtu, lansir Aljazeera, Ahad (5/11/2017).

Para menteri senior yang dipecat, termasuk Kepala Garda Nasional Pangeran Meteb bin Abdullah dan Menteri Ekonomi Adel Fakeih. Sementara Komandan Angkatan Laut Saudi Abdullah al-Sultan, digantikan oleh Fahad al-Ghafli.

Tidak ada penjelasan resmi terkait pemecatan ini. Namun jika beriringan dengan pembentukan Komisi Anti-Korupsi yang baru diresmikan, maka tak sulit untuk mengaitkan pemecatan dan penahanan itu dengan tindak pidana korupsi.

Laporan pemecatan dan penahanan sejumlah pangeran ini terjadi beberapa bulan setelah Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mencopot keponakannya Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota yang kemudian digantikan oleh putra kandungnya, Mohammed bin Salman.

Kantor berita resmi Saudi, SPA, melaporkan bahwa kerajaan memutuskan membentuk sebuah komite anti-korupsi baru. Media Al Arabiya milik Saudi menambahkan bahwa setidaknya 11 pangeran, empat menteri, dan beberapa mantan menteri saat ini telah ditahan. Mereka dalam penyelidikan Komisi Anti-Korupsi.

Dalam laporannya, Al Arabiya menyebut Komisi Anti-Korupsi baru yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengumumkan akan membuka kembali kasus banjir tahun 2009 yang menghancurkan sebagian wilayah Jeddah dengan korban 100 orang lebih meninggal, dan menyelidiki wabah virus Corona yang juga dikenal sebagai sindrom pernapasan Timur Tengah, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2012.

Laporan tersebut muncul hanya beberapa bulan setelah Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengganti keponakannya, Mohammed bin Nayef, dengan anak kandungnya sendiri, Mohammed bin Salman, sebagai putra mahkota kerajaan.

Mohammed bin Salman bertanggungjawab untuk mendorong sejumlah perubahan, baik di dalam maupun luar negeri, sejak ia menjadi putra mahkota Kerajaan Saudi Arabia.

Baca Juga

Ian Black dari London School of Economics mengatakan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan “pola perubahan yang dipercepat” karena Mohammed bin Salman menjadi pewaris tahta kerajaan.

“Kami telah melihat sejak Juni tahun ini, perubahan yang sangat jauh,” kata Black. Saat itulah, menurutnya, Mohammed bin Salman, putra Raja Salman, diangkat sebagai putra mahkota.

”Sejak Mohammed bin Salman menjadi Putra Mahkota pada Juni lalu, kami telah melihat banyak pergolakan. Kami melihat pengumuman rencana Saudi yang sangat ambisius  untuk mengubah ekonomi Saudi, yakni Visi Ekonomi 2030,” ujar Black.

Pemecatan Meteb bin Abdullah sebagai Menteri Garda Nasional datang tak lama setelah sebuah serangan rudal oleh pemberontak Houthi Yaman di Bandara Internasional Khaled Riyadh.

Namun, Black mengatakan hal itu mungkin tidak terkait dengan pemecatan, karena pergantian tersebut satu paket dengan perubahan pada portofolio menteri lainnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, Arab Saudi juga telah mengumumkan pengakhiran larangannya yang sekian lama tak mengizinkan perempuan mengemudi, dan Mohammed bin Salman berjanji untuk mengembalikan negara ini ke bentuk Islam “moderat”.

Sejak 2015 Arab Saudi telah berperang melawan pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman di perbatasan selatan kerajaan tersebut. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga