Dua Faktor Ini Sebabkan Daya Beli Masyarakat Menurun

Gerai 7-Eleven, jaringan toko kelontong, waralaba asal AS, yang telah tutup di seluruh Indonesia karena mengalami kebangkrutan

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memang belum begitu baik. Bahkan daya beli masyarakat saat ini dinilai amat lemah. Bayak perusahan ritel yang mengalami penurunan pemasukan bahkan sampai bangkrut.

Menurunnya daya beli masyarakat setidaknya menurut Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono disebabkan dua faktor. Pertama, kurangnya daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah karena biaya hidup semakin tinggi.

Menurutnya, uang penghasilan yang biasanya digunakan untuk berbelanja oleh kelas menengah ke bawah, saat ini teralihkan ke biaya hidup pokok yang lumayan tinggi. Belum lagi banyak subsidi yang dicabut oleh pemerintah.

Padahal, kata dia, kelas menengah ke bawahlah yang paling banyak jumlahnya. Berbeda dengan kelas menengah ke atas yang sering berbelanja ke luar negeri.

Baca Juga

“Lemahnya daya beli lapis paling bawah, ini yang paling banyak jumlahnya,” kata Yusuf dalam Diskusi Ekonomi di Kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017).

Faktor kedua, menurut Yusuf, menurunnya konsumsi kelas menengah ke atas, yang saat ini lebih suka mengendapkan uangnya di Bank.

“Kelas menengah ke atas menurunkan konsumsi karena terkait dengan pajak. Mungkin takut,” ungkap Yusuf. (MNM/Salam-Online)

Baca Juga