Sejak Pernyataan Mundur dari PM Diucapkan di Saudi, Akhirnya Hariri Kembali ke Lebanon

Saad Hariri turun dari pesawat yang membawanya kembali ke Lebanon dari Saudi

BEIRUT (SALAM-ONLINE): Setelah dua pekan lebih berada di Arab Saudi dan mengumumkan pengunduran dirinya pada 4 November 2017 lalu di negara dua tanah suci itu, akhirnya Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri kembali ke negaranya. Ia mendarat di ibu kota Beirut pada Selasa (21/11) waktu setempat.

Hariri diperkirakan akan menghadiri perayaan Hari Nasional di Beirut pada Rabu ini, lansir Anadolu Agency, Rabu (22/11).

Lebanon tetap dalam pergolakan krisis politik yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dalam pidato di televisi Arab Saudi.

Ia menyebut Iran dan sekutu Lebanonnya, milisi Syiah “Hizbullah” menabur hasutan di wilayah tersebut. Hariri juga mengatakan “campur tangan” Iran dalam urusan Arab. Bahkan dia mengungkapkan rencana pembunuhan terhadap dirinya.

Namun Presiden Lebanon Michel Aoun belum menerima pengunduran diri Hariri.

Saudi, yang merupakan “pelindung politik” lama Hariri, adalah musuh bebuyutan Iran di kawasan tersebut. Riyadh mendukung oposisi bersenjata Suriah, sementara Iran dan “Hizbullah” sama-sama mendukung rezim Basyar Asad.

Baca Juga

Pengunduran diri Hariri disebut-sebut lantaran perdana menteri yang didukung Saudi itu menghadapi ancaman pembunuhan. Dia sendiri menyatakan tak ingin mengulangi peristiwa yang dialami ayahnya, Rafik al-Hariri yang dibunuh saat menjadi perdana menteri.

Berbicara di Arab Saudi yang disiarkan stasiun televisi, Hariri merujuk pada pembunuhan ayahnya, mantan PM Rafik Al-Hariri pada 2005.

“Kita hidup di suasana serupa, dalam atmosfer yang terasa sebelum pembunuhan martir Rafik Al-Hariri. Saya merasakan ada rencana sembunyi-sembunyi untuk mengincar nyawa saya,” kata Saad Al-Hariri di Riyadh.

Seperti ayahnya, Saad Hariri termasuk perdana menteri yang kerap mengkritisi Iran, negara Syiah yang selama ini mendukung kelompok “Hizbullah” Lebanon. Kelompok yang oleh pihak oposisi Suriah disebut sebagai teroris pendukung rezim Basyar Asad ini di Lebanon seperti “negara dalam negara”, dan jadi ancaman tersendiri bagi pemerintahan Sunni di negara itu. (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga