Terkait Penganiayaan Berat Oknum Guru SMP kepada Muridnya, KPAI Temui Mendikbud

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr Susanto (kanan) dan Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti (tengah)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Terkait penganiayaan berat yang dilakukan oknum guru SMP terhadap siswanya di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, menemui Mendikbud RI dan jajarannya di Kantor Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan pada Senin (6/11/2017).

Retno mengatakan pertemuan dengan jajaran Kemendikbud sangat mendesak karena dalam 4 bulan terakhir, bidang pendidikan KPAI banyak menerima pengaduan terkait kasus kekerasan di sekolah.

“Penanganan kasus kekerasan di sekolah mencapai angka 34% dari total kasus yang diterima terhitung sejak pertengan Juli hingga awal November 2017. Adapun wilayah kejadian meliputi DKI Jakarta, Sukabumi, Indramayu, Bekasi, Bangka Belitung, Kota Medan, Padangsidempuan, Muaro Jambi, Lombok Barat, Aceh,” ujar Retno Listyarti kepada Salam-Online, Senin (6/11).

Menurutnya, pertemuan dengan jajaran Kemendikbud penting dilakukan untuk koordinasi dalam penanganan kepegawaian bagi oknum guru pelaku tersebut. Selain itu, koordinasi dengan Dinas Pendidikan daerah juga penting dilakukan terkait evaluasi Sekolah Ramah Anak (SRA).

KPAI juga akan berkoordinasi dengan Kementerian PPPA, Dinas PPA (Perempuan dan Perlindungan Anak) dan P2TP2A Pangkal Pinang untuk membantu pemulihan trauma healing bagi ananda korban secara psikologis.

“Jika keluarga membawa kasus ini ke jalur hukum maka KPAI juga siap berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK),” tandasnya.

Baca Juga

Sebelumnya diberitakan, seorang oknum guru SMP di Pangkalpinang, Bangka Belitung, melakukan aksi pemukulan terhadap siswanya hingga kepala sang murid dibenturkan ke dinding.

BACA JUGA: VIDEO PENGANIAYAAN ITU DILAKUKAN ANTARSISWA, KAPOLDA KALBAR BENARKAN TERJADI DI PONTIANAK

Penganiayaan berat ini dilalukan oknum guru yang mengajar mata pelajaran matematika itu, lantaran korban namanya tanpa menggunakan sapaan “pak”.

Keisengan siswa korban tersebut berbuah penganiayaan karena guru pelaku kemudian mencari siapa murid yang memanggil namanya. Lalu siswa korban itu mengaku dia yang memanggil tanpa “pak” itu. Saat itu juga aksi pemukulan dan pembenturan kepala ke dinding terjadi.

Korban sempat dibawa ke kantor kepala sekolah. Pihak keluarga kemudian membawa korban ke Puskesmas Air Itam dan mendapatkan oksigen. Namun karena ananda korban merasakan pusing terus, maka keluarga membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lantaran sempat pingsan setelah terkena pukulan.

Akibat penganiayaan tersebut, ananda korban dirawat di RSUD Depati Hamzah. Pihak keluarga tidak terima atas penganiayaan itu dan kemungkinan akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum. (EZ/Salam-Online)

Baca Juga