AS Tuding Iran Berada di Balik Serangan Rudal ke Saudi
SALAM-ONLINE: Amerika Serikat (AS) menuding Iran sebagai aktor utama di balik penembakan rudal yang mengarah ke Arab Saudi. Pada Selasa (7/11/2017) kemarin, perwakilan AS untuk PBB Nikki Haley menyatakan bahwa Iran telah melanggar dua resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB atas tindakannya menyuplai rudal ke kelompok pemberontak Syiah Houthi di Yaman.
Nikki menyerukan agar DK PBB segera mengambil tindakan tegas atas pelanggaran yang dilakukan negara proksi Syiah tersebut. Berdasarkan informasi yang diterima Nikki dari pihak Saudi, rudal yang dideteksi diluncurkan dari Yaman itu merupakan Iranian Qiam, rudal buatan Iran. Rudal tersebut, terang Nikki, adalah senjata yang belum pernah digunakan di Yaman sebelum konflik di negara tersebut meletus.
Nikki juga meyakini, rudal yang ditembak jatuh di Saudi pada Sabtu (4/11) lalu itu besar kemungkinan juga berasal dari Iran. Pasukan Garda Revolusi Iran dinilai telah melanggar dua resolusi DK PBB atas sejumlah upaya mempersenjatai kelompok pemberontak Houthi.
“Kami mendorong PBB dan pihak internasional agar mengambil langkah tegas untuk segera mengadili pemerintah Iran atas sejumlah pelanggaran ini,” ujar Nikki. Kendati demikian, belum jelas langkah konkret yang diserukan AS terkait pelanggaran-pelanggaran tersebut.
Dilansir dari Reuters, Wakil Saudi untuk PBB Abdallah al-Mouallimi mendukung seruan AS itu dan mengirimkan surat ke DK PBB dan Sekjen PBB Antonio Guterres agar mengambil tindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh Iran. Ia mengatakan, rudal yang mengarah ke Saudi pada Sabtu lalu itu dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk dari ‘kejahatan perang’. Pemerintah Saudi, menurutnya, telah mengambil langkah yang diperlukan dalam merespons apa yang juga ia sebut sebagai ‘aksi terorisme’ itu.
Sementara itu, Wakil Iran untuk PBB Gholamali Khosroo juga menyurati DK dan Sekjen PBB untuk menyatakan bahwa tudingan yang menyebut keterlibatan Iran dalam serangan rudal tersebut tidak berdasar.
Jika merujuk ke resolusi DK PBB tentang nuklir Iran, Teheran dilarang keras menyuplai atau mengirimkan persenjataan ke luar batas wilayah negara itu sebelum mendapatkan persetujuan dari negara-negara anggota DK PBB.
Selain itu, dalam resolusi DK PBB mengenai konflik di Yaman, Iran juga dilarang menyuplai persenjataan ke kelompok-kelompok yang berseteru, di antaranya adalah kelompok pimpinan Abdul Malik al-Houthi (Houthi), panglima kelompok pemberontak Houthi, serta kelompok pendukung Presiden Ali Abdullah Saleh beserta anaknya, dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya.
Koalisi pimpinan Saudi—pendukung pemerintah Yaman yang sah—telah mengerahkan kekuatan militernya untuk menghabisi kelompok pemberontak Houthi di Yaman sejak dua tahun terakhir. Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman menanggapi sokongan persenjataan Iran terhadap Houthi tersebut sebagai “serangan militer secara langsung” yang akan memicu terjadinya peperangan sesungguhnya. (al-Fath/Salam-Online)
Sumber: Reuters, Middle East Monitor