Bayi Suriah, Karim Abdallah, Terancam Kehilangan Kedua Matanya

Seorang ibu Suriah, Kamis (28/12/2017), menggendong bayi Karim Abadallah (2 bulan), yang kehilangan mata kirinya dan ibunya setelah serangan rezim Asad di distrik Hammuriye, Ghouta Timur, di pinggiran Damaskusdi daerah pinggiran Damaskus, bulan lalu. (Foto: Amer Alshami/Anadolu Agency)

GHOUTA (SALAM-ONLINE): Bayi bernama Karim Abdallah (2 bulan) asal Ghouta Timur, Suriah yang kehilangan mata sebelah kirinya akibat serangan rezim Basyar Asad, saat ini menurut sang Ayah, terancam kehilangan kedua matanya.

Ayah Karim mengungkapkan hal itu lantaran minimnya penanganan medis terhadap Bayi yang baru-baru ini menjadi simbol perlawanan rakyat Suriah atas kekejaman yang terus menerus dilakukan oleh rezim Asad di negara yang telah dilanda perang sejak Maret 2011 tersebut.

“Dokter mengatakan bahwa jika peradangan di mata kirinya menyebar ke mata kanannya, dia mungkin juga kehilangan mata kanannya juga,” kata Abu Mohammad, ayah bayi tersebut seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (28/12/2017).

Menurut ayah Karim, peralatan medis yang diperlukan untuk merawat mata anaknya tidak ada di Ghouta Timur, yang saat ini berada di bawah pengepungan rezim Basyar Asad selama lima tahun terakhir.

Abu Mohammad mengungkapkan bahwa dirinya berkeinginan anaknya, Karim, mendapatkan perawatan yang layak di luar Ghouta Timur.

“Saya ingin anak saya dirawat di rumah sakit yang layak di luar Ghouta Timur,” harap Abu Mohammad.

Meskipun dia mengaku dokter di daerahnya telah melakukan hal yang terbaik untuk mata Karim, akan tetapi untuk menyelamatkan matanya yang kedua, menurut Abu Mohammaed, Karim perlu dirawat di Luar Negeri.

Baca Juga

“Dokter setempat melakukan yang terbaik, tapi untuk menyelamatkan matanya yang kedua (mata sebelah kanan), Karim membutuhkan perawatan di luar negeri,” terangnya.

Dia menjelaskan bahwa di tempatnya ada “ratusan” bayi lain seperti anaknya yang juga harus dievakuasi dari distrik yang terkepung tersebut sehingga mereka memungkinkan menerima perawatan medis yang dibutuhkan di luar negeri.

Abu Muhammad, ayah bayi Karim dari Suriah yang kehilangan mata kirinya dan ibunya setelah serangan rezim Asad di distrik Hammuriye, Ghouta Timur bulan lalu.

Sejak pertama kali kisah Karim disiarkan oleh kantor berita Turki, Anadolu Agency, ribuan orang telah menyatakan dukungan untuk anak yang juga kehilangan ibunya itu melalui kampanye media sosial online.

Tak terkecuali, beberapa tokoh dunia seperti pemain sepak bola asal Prancis, Franck Ribéry, turut mengampanyekan simbol perlawanan dengan menutup mata kirinya sebagai solidaritas terhadap Karim.

Ribéry memberikan dukungan lewat Twitter dengan mengikuti kampanye “menutup mata kiri” yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya oleh pengguna media sosial di seluruh dunia. Dengan pose menutup mata kirinya, Ribéry menulis tagar #SolidarityWithKarim dengan tanda hati. (MNM/Salam-Online)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga