Bubarkan Demonstran Palestina, Penjajah Zionis Gunakan Peluru Karet dan Gas Air Mata

Puluhan demonstran Palestina terluka saat bentrok dengan pasukan penjajah Zionis di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang dijajah. Warga Palestina memprotes keputusan sepihak Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel”. (Foto: mailonline)

AL-QUDS (SALAM-ONLINE): Pasukan penjajah “Israel” menggunakan amunisi, peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi warga Palestina di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki dan di komplek Masjid Al-Aqsha, Al-Quds (Yerusalem Timur), demikian dilaporkan koresponden Anadolu Agency, Jumat (8/12/2017) di lokasi aksi.

Ribuan orang Palestina menggelar demonstrasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur (Al-Quds) usai shalat Jumat untuk memprotes keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel” pada Rabu (6/12) lalu.

Di kota Ramallah, Tepi Barat, ratusan orang Palestina bergerak dari pusat kota ke pos pemeriksaan tentara “Israel” di Bet Eil setelah shalat Jumat.

Dilaporkan, pasukan penjajah merespons demonstrasi tersebut secara berlebihan dengan menambakkan peluru karet, amunisi dan gas air mata.

Bentrokan antara demonstran Palestina dengan pasukan “Israel” tak terhindarkan. Dilaporkan, di Tepi Barat, termasuk di beberapa kota seperti Hebron (Al-Khalil), Bethlehem, Nablus, Jenin, Tulkarm, Qalqiliya dan Jericho, demonstran menumpahkan kemarahannya.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa setidaknya 15 warga Palestina terluka oleh peluru karet, dan 50 lainnya terkena inhalasi gas.

Di Yerusalem, ratusan orang Palestina bergerak dari komplek Masjid Al-Aqsha di flashpoint menuju Bab al-Amoud (juga dikenal sebagai Gerbang Damaskus) meneriakkan slogan-slogan menentang lanagkah AS tersebut. Demonstran menekankan identitas Arab dan Islam di Yerusalem.

Nampak polisi penjajah berusaha untuk membubarkan demonstran menggunakan amunisi dan gas air mata.

Baca Juga

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa pihaknya memberikan perawatan medis kepada setidaknya satu orang Palestina yang dilaporkan dipukuli oleh tentara “Israel”.

Otoritas Penjajah Zionis pada Jumat (8/12) meningkatkan keamanan di Yerusalem Timur yang dijajah untuk mengantisipasi demonstrasi warga Palestina melawan keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel”.

Pada Rabu (6/12) lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya: mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel” dan berencana memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

‘Jumat Kemarahan’ Warga-Palestina di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem)

Perubahan dramatis kebijakan AS ini memicu unjuk rasa pada Kamis (7/12) di wilayah Palestina yang diduduki. Tak hanya di Palestina. Turki, Qatar, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Sudan, Arab Saudi, Bahrain, dan masih banyak lagi negara-negara Muslim lainnya serentak menggelar demonstrasi yang oleh Hamas disebut sebagai “Jumat Kemarahan”.

Malaysia dan Indonesia tak ketinggalan. Kedubes dan Konsulat Jenderal AS di kedua negara ini dibanjiri demonstran sebagai solidaritas dan pembelaan terhadap bangsa Palestina.

Yerusalem tetap menjadi jantung konflik “Israel”-Palestina. Orang-orang Palestina sudah lama menetapkan Yerusalem Timur (Al-Quds)—yang sekarang diduduki oleh “Israel”—sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan. (S)

 Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga