Kabar dari Daerah Terkepung di Suriah: Sejumlah Pasien yang Kritis Dievakuasi dari Ghouta Timur
GHOUTA TIMUR (SALAM-ONLINE): Sedikitnya 12 pasien kritis telah dievakuasi dari Ghouta Timur, pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus. Dan, sebanyak 29 pasien diperkirakan akan dievakuasi dari daerah di bawah kesepakatan dengan rezim.
Sementara lebih banyak penduduk yang membutuhkan perawatan medis mendesak diharapkan dapat keluar dari daerah yang terkepung itu, demikian menurut lembaga-lembaga kemanusiaan.
Pasien yang kritis, sebagian besar adalah anak-anak, dibawa ke Damaskus untuk menerima perawatan medis, kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Suriah.
Badan-badan bantuan telah mengevakuasi orang-orang Suriah yang sakit parah dari Ghouta Timur, satu wilayah yang dihuni sekitar 400.000 penduduk, namun sejak 2013 berada di bawah pengepungan rezim Basyar Asad.
Evakuasi dimulai pada Rabu (27/12/2017) malam bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah Suriah.
“Senang bahwa negosiasi kita berhasil. Ini adalah sinyal harapan untuk masa depan,” kata Presiden Federasi Palang Merah Internasional, Francesco Rocca di akun Twitternya sebagaimana dilansir Aljazeera, Jumat (29/12).
Pasokan makanan dan pelayanan medis di daerah itu sangat minim.
The Suriah American Medical Society (SAMS), sebuah organisasi bantuan medis yang berbasis di AS, mengatakan evakuasi akan berlanjut pada hari Kamis.
“Hanya 107 dokter yang tinggal di daerah tersebut untuk memberikan perawatan bagi populasi yang berjumlah 400.000 orang, termasuk 130.000 anak-anak,” ungkap Presiden SAMS, Dr Ahmad Tarakji.
Lembaga bantuan medis ini mengatakan bahwa daftar pengungsi yang berjumlah 18 anak dan empat wanita itu “menderita penyakit jantung, kanker, gagal ginjal dan penyakit darah”, di antara penyakit lainnya.
Sebanyak 641 orang membutuhkan perawatan medis yang mendesak, katanya.
Perjanjian gencatan senjata antara pasukan rezim Suriah dengan kelompok pejuang ditengahi oleh Rusia, Iran dan Turki, namun banyak warga tidak mempercayai kesepakatan tersebut.
Bulan lalu, PBB mengatakan setidaknya 500 orang yang membutuhkan pertolongan medis mendesak harus diizinkan meninggalkan daerah tersebut.
Rezim Basyar Asad telah mengizinkan beberapa bantuan untuk masuk ke Ghouta, namun PBB mengatakan pihaknya hanya memiliki cukup persediaan untuk sekitar 10 persen bantuan dari populasi yang terkepung tersebut.
Konflik Suriah, yang dimulai dengan demonstrasi anti-rezim yang digelar secara damai pada Maret 2011 lalu, meningkat menjadi sebuah perang besar sehingga menewaskan lebih darin 450,000 orang, dan menyebabkan sekitar separuh daritotal jumlah penduduk (22 juta) mengungsi, meninggalkan rumah mereka. (S)
Sumber: Aljazeera