Pejabat PLO: Tak Ada Pembicaraan dengan AS, Kecuali Trump Batalkan Keputusannya

Sekjen PLO Saeb Erekat

TEPI BARAT (SALAM-ONLINE): Seorang pejabat tinggi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengumumkan pada Jumat (8/12/2017) bahwa Palestina tidak akan terlibat dalam pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kecuali jika Trump membatalkan keputusannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel”.

Sekretaris Jenderal PLO yang juga Ketua Juru Runding Palestina, Saeb Erekat, memosting di media sosial bahwa jika ada orang Palestina yang melakukan pertemuan dengan AS berarti dia mengakui keputusan Trump.

“Tidak ada pembicaraan dengan pihak Amerika tentang proses perdamaian tanpa adanya pembatalan keputusan (sepihak). Setiap orang Palestina yang duduk dengan Amerika mengenai proses perdamaian tersebut merupakan pengakuan atas keputusan Trump,” tegas Erekat dalam postingannya di media sosial sebagaimana dilansir Kantor Berita Anadolu Agency, Sabtu (9/12).

Seperti diketahui, pada Rabu (6/12), Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel” yang akan diiukuti memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke kota tersebut, meskipun mendapat penolakan keras dari masyarakat internasional.

Baca Juga
Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di kantornya, di Jericho, Tepi Barat, Palestina. (Foto: Issam Rimawi/Anadolu Agency)

Yerusalem tetap menjadi inti konflik “Israel”-Palestina. Orang-orang Palestina sendiri sudah lama merencanakan Al-Quds (Yerusalem Timur)—yang sekarang diduduki oleh Israel—menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.

Menjelang pemilihan pilpres Amerika tahun lalu, Trump berulang kali berjanji untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga