Perundingan Damai Suriah Putaran ke-8 Berakhir tanpa Hasil

Perundingan Suriah putaran ke-8 tanpa hasil

JENEWA (SALAM-ONLINE): Perundingan perdamaian Suriah yang dipimpin PBB di Jenewa pada Kamis (14/12/2017) berakhir tanpa hasil apapun. Utusan PBB mengkritik rezim gagalnya perundingan putaran ke-8 ini karena rezim Basyar Asad mengajukan syarat untuk melakukan pembicaraan langsung dengan delegasi oposisi dan hanya membahas masalah terorisme.

Putaran ke-8 perundingan Suriah yang digelar di Jenewa ini berakhir pada Kamis. Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura bertemu secara terpisah dengan delegasi rezim dan oposisi bersatu dalam perundingan tersebut.

“Kami tidak mencapai negosiasi ini … Negosiasi dalam kenyataan tidak terjadi … Kami tidak memiliki negosiasi yang nyata,” kata Mistura dalam sebuah konferensi pers di PBB di Jenewa menyusul pertemuan terakhir putaran ke-8, lapor Kantor Berita Turki Anadolu Agency, Kamis (14/12).

De Mistura mengatakan bahwa perundingan damai di Jenewa adalah “kesempatan emas yang terlewatkan”.

“Saya kecewa,” kata Mistura.

De Mistura mengatakan bahwa delegasi rezim maunya hanya membahas isu terorisme selama perundingan.

Utusan khusus PBB itu mengatakan bahwa dia telah merencanakan satu putaran perundingan damai lagi di Jenewa pada Januari 2018 mendatang.

Setelah pertemuan hari ini, ketua delegasi rezim Suriah, Basyar al-Ja’afari, mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan pembicaraan langsung dengan delegasi oposisi sebelum menarik diri dari deklarasi ‘Riyadh 2’.

Bulan lalu delegasi oposisi mengakhiri konferensi yang dikenal sebagai “Riyadh 2” dengan sebuah pernyataan bahwa pemimpin rezim Suriah Basyar al-Asad tidak memiliki peran dalam transisi politik apapun.

Pada Selasa (12/12) lalu, delegasi oposisi Suriah bersatu bersikeras untuk melakukan pembicaraan langsung dengan delegasi rezim untuk mengakhiri krisis di negara tersebut.

Memaksa oposisi untuk menarik diri dari ‘Riyadh 2’ bukanlah pendekatan yang “logis dan memungkinkan”, kata Mistura saat ditanya tentang permintaan rezim tersebut.

Baca Juga

Memperhatikan prasyarat delegasi rezim untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan pihak oposisi, Mistura mengatakan, pihaknya tidak melihat bahwa rezim benar-benar mencari cara untuk berdialog dalam sebuah perundingan selama putaran ini.

“Saya harus mengatakan dengan menyesal … Saya melihat bahwa pihak oposisi berusaha untuk baik,” terangnya.

Tentang evakuasi medis dari Ghouta Timur, Mistura menyatakan, tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari delegasi rezim Suriah.

“Rezim tersebut menyabotase proses politik,” kata ketua delegasi oposisi di Jenewa, Nasr al-Hariri, dalam sebuah konferensi pers di Jenewa pada, Kamis, setelah perundingan berakhir.

“Proses Jenewa memang sangat berbahaya,” tambahnya.

Memperhatikan bahwa tidak ada tanggal pasti untuk putaran berikutnya, Hariri memperingatkan, “Jika situasi terus berlanjut seperti ini, saya tidak berpikir putaran lain akan cukup efektif.”

Bulan lalu, Mistura mengusulkan pembicaraan langsung antara kedua pihak tanpa prasyarat. Oposisi bersatu menerima tawaran tersebut namun delegasi rezim menolaknya.

Menurut oposisi Suriah, delegasi rezim menolak untuk melakukan pembicaraan langsung dengan oposisi serta menghindari membahas proses politik.

Putaran terakhir pembicaraan dimulai pada 28 November dengan pertemuan antara Mistura dan oposisi. Delegasi rezim berunding dengan Mistura sehari kemudian. Putaran pembicaraan berakhir pada 14 Desember. (S)

 Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga